Nindya Juniarti
24520004
Linguistik terapan, Magister PBSI UPGRIS
Pendahuluan
Pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia memiliki peran penting dalam pembentukan keterampilan bahasa anak. Bahasa sebagai alat yang potensial untuk membangun karakter bahkan kepribadian anak. Bahasa, sebagai alat pembangun karakter, memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam komunikasi verbal. Bahasa yang digunakan oleh seseorang dapat mencerminkan sikap dan kepribadian pemakainya. Seperti dalam penelitian Solin (2010), bahasa bukan hanya sekadar sarana untuk menyampaikan pesan, tetapi juga merupakan cerminan dari karakter dan nilai-nilai yang dimiliki oleh individu. Oleh karena itu, pemilihan kata dan cara berbicara seseorang dapat memberikan gambaran mengenai sikap, pola pikir, dan bahkan nilai-nilai budaya yang diyakini.
Penggunaan bahasa yang baik dan tepat sangat penting dalam menghindari terjadinya salah paham atau kesalahpahaman yang dapat berujung pada konsepsi yang salah (misconception) atau bahkan penyebaran informasi yang tidak benar (berita bohong). Dalam konteks ini, komunikasi yang jelas dan akurat sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan benar oleh penerima informasi. Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai sarana untuk menggali nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat, sehingga dapat memperkaya pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya.
Dengan memahami bahwa bahasa adalah cerminan karakter, pendidik, pemimpin, dan individu pada umumnya perlu memperhatikan cara berkomunikasi mereka, baik dalam situasi formal maupun informal. Melalui bahasa, kita dapat membentuk citra diri yang positif, memperkuat hubungan interpersonal, dan menjaga keutuhan nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan bahasa dengan bijak dan penuh tanggung jawab.
Secara bersamaan, anak tumbuh dengan bahasa yang dimilikinya dikenal melalui teori. Pemerolehan bahasa anak dalam teorinya terbagi menjadi tiga, yakni Nativisme, Behaviorisme, dan Interaksionis. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan identitas anak (Yudi, dkk, 2024). Peran ini didapatkan melalui penguasaan bahasa. Tidak hanya efektif, tetapi juga memahami nilai, budaya, dan norma sosial yang terkandung dalam keterampilan berbahasa yang dimiliki. Â
Strategi pembelajaran yang efektif diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan berbahasa anak. Strategi ini di tingkat lanjut memiliki peranan untuk meningkatkan apresiasi dalam karya sastra (Monica, dkk, 2024). Pendekatan yang terstruktur interaktif dan kontekstual dapat membantu anak pada pemahaman struktur bahasa, dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan pembelajaran yang tepat dapat membantu anak mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, yang pada gilirannya memperkaya kemampuan berbahasa mereka. Pendekatan yang terstruktur, interaktif, dan kontekstual sangat penting dalam mendukung proses ini. Dengan pendekatan terstruktur, materi yang disampaikan dapat terorganisir dengan baik, memudahkan siswa untuk memahami berbagai konsep dan aturan bahasa. Sementara itu, pendekatan interaktif mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, misalnya melalui diskusi, permainan peran, atau kegiatan berbicara yang melibatkan interaksi dengan teman sekelas maupun guru. Hal ini memberi kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam situasi yang nyata.
Pendekatan kontekstual menekankan pentingnya mempelajari bahasa dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dengan memahami bagaimana bahasa digunakan dalam situasi yang berbeda, siswa dapat lebih mudah mengaplikasikan keterampilan berbahasa mereka. Selain itu, pembelajaran yang kontekstual juga dapat memperkaya pengalaman siswa, menjadikan pembelajaran bahasa lebih relevan dan bermakna. Oleh karena itu, melalui penerapan strategi pembelajaran yang terstruktur, interaktif, dan kontekstual, siswa tidak hanya menguasai bahasa, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk mengapresiasi dan memahami karya sastra dengan lebih mendalam.
Penerapan metode pembelajaran yang efektif dan kontekstual menjadi kunci untuk meningkatkan pengalaman belajar yang menarik (Nursarofah, 2022). Pemanfaatan teori pemerolehan bahasa anak, diharapkan anak mampu lebih mudah memahami dan menguasai bahasa serta sastra Indonesia, sehingga mampu berkomunikasi dengan baik, dan menghargai kekayaan budaya Indonesia. melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran yang berbasis pada teori pemerolehan bahasa anak, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menjadi menyeluruh dan bermakna. Di sisi lain, pendekatan ini mengoptimalkan potensi anak dalam memeroleh bahasa secara alami, tanpa terkesan memaksakan pemahaman bahasa yang bersifat kaku dan teoretis. Dengan demikian, tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien, serta memberikan dampak positif bagi perkembangan bahasa anak.
Pembahasan