Mohon tunggu...
Nindya Eryani
Nindya Eryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalistik

gunakan pena untuk menulis dan bertindak.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ketertarikan Memelihara Kura-Kura Darat

2 Juli 2021   14:25 Diperbarui: 2 Juli 2021   14:50 1918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

JAKARTA SELATAN, (28/06/21) - Di masa pandemic seperti sekarang, banyak orang lebih memilih untuk mengisi waktunya dengan beberapa kegiatan sambil mengerjakan pekerjaan yang harus dilakukan dirumah karena Work From Home. Banyak orang yang tadinya tidak memiliki hewan peliharaan atau tanaman hias karena sibuk bekerja sampai tidak ada waktu untuk memikirkan kegiatan hal tersebut, tetapi sekarang banyak orang memilih untuk membeli hewan peliharaan atau tanaman untuk dirawat sambil mengisi waktu luang dirumah. Selain anjing dan kucing, banyak reptile yang dijadikan hewan peliharaan karena perawatannya yang tidak terlalu sulit dan repot. Diantaranya iguana, kura-kura darat, ular, Crested gecko atau tokek jambul, bunglon, leopard gecko, dan labi -- labi menjadi hewan reptile peliharaan terpopuler dikalangan pecinta hewan. Reptil adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Sekarang ini mereka menghidupi setiap benua kecuali Antarktika.

Kura-kura darat jenis Sulcata menjadi salah satu hewan reptile populer yang digemari banyak kalangan orang. Kura-kura darat sejati adalah sekelompok reptil anggota suku Testudinidae, yang termasuk bangsa Testudinata. Disebut demikian karena kelompok kura-kura ini sepenuhnya hidup di daratan, tidak seperti suku kura-kura lain yang kebanyakan anggotanya hidup secara akuatik atau semi-akuatik. Selain perawatannya tidak terlalu sulit, karena kura-kura ini makan sayuran dan buah buahan. Kura-kura sulcata juga membutuhkan kalsium cukup tinggi untuk perkembangannya. Tidak ada salahnya, berikan sumber kalsium yang tepat bagi kura-kura sulcata, seperti daun murbei dan anggur. Kura-kura ini juga dapat diternakan dan menjadi ladang bisnis untuk banyak orang. Dilansir dalam money.kompas.com bahwa untuk harga beli ukuran baby, Sulcata Tort Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per ekor. Setelah 5-6 tahun, harga jualnya mencapai Rp 7 juta sampai Rp 15 juta per ekor. Meski harga dikatakan lumayan mahal, hal ini tidak menyurutkan minat pembeli.

Kura-kura Sulcata merupakan spesies kura-kura terbesar yang ketiga di dunia dan merupakan spesies yang termasuk dalam Genus Centrochelys. Berat tubuh spesies ini mencapai 105kg sedangkan panjang tubuhnya bisa mencapai 83cm. Panjang usia dari spesies ini bisa berkisar 50 hingga 150 tahun. Umur panjang adalah salah satu keistimewaan memelihara kura-kura darat. Jadi dengan merawat mereka dengan baik, pemilik Sulcata juga dapat menua bersama mereka.

Di Pesanggarahan Jakarta Selatan (25/06/21) ada seorang remaja bernama Layya Nur Elisha yang memelihara Kura-Kura Sulcata mulai dari umur 5/6 bulanan. "Awalnya ibu saya yang naksir sama kura-kura ini tapi karena harganya yang mahal kita jadi mikir lagi untuk beli. Sambil mikir, saya sering buka buka video tentang kura-kura sulcata di youtube channel Irfan Hakim, lalu saya tertarik". Selain kura-kura Sulcata, kura-kura Aldabra, Radiata, Indian Star, Cherry Head, Leopard Tortoise, dan Asian Forest Tortoise juga menjadi kura-kura popular di Indonesia. "Kemarin ayah saya baru beli iguana baby lalu ayah saya memutuskan untuk membeli Kura-Kura Sulcata untuk ibu saya. Karena jadwal sekolah saya yang tidak terlalu padat, saya jadi lebih leluasa merawat hewan-hewan peliharaan saya terutama iguana dan kura-kura sulcate saya yang harus dijemur dibawah sinar matahari tiap pagi".

Kura-kura Sulcata berasal dari Gurun Sahara dan Sahel, wilayah eko transisi dari padang rumput semi-kering, semak belukar, dan sabana di Afrika utara. Di sanalah kura-kura Sulcata berlindung dari habitatnya yang keras, panas, dan gersang. "Kami sekeluarga memutuskan untuk beli jenis Sulcata karena warna dan coraknya yang menarik dan harganya terbilang tidak terlalu mahal, apalagi saya memilih Sulcata yang cangkangnya tidak simetris jadi harganya tentu tidak terlalu mahal".

Kura-kura darat membutuhkan tempat tinggal yang berbeda dari kura-kura air. Sesuai namanya, kura-kura darat sepenuhnya tinggal di daratan. Kura-kura ini hanya ke perairan hanya untuk minum. Itu pun hanya di tepinya saja. Penting untuk Anda ketahui, kura-kura darat sama sekali tidak mampu berenang. Kura-kura ini akan langsung tenggelam kalau berada di perairan. Jadi pastikan kandang untuk kura-kura darat tidak ada wilayah perairannya agar tidak membahayakan si kura-kura. "Saya memberikan kandang Sulcata ini dengan container yang dilengkapi lampu agar suhu nya hangat ditambah serbuk kayu lebih hangat lagi. Ketika dijemur saya memindahkan dia dikandang jeruji agar sinar matahari bisa leluasa masuka dari sisi manapun".

Kura-kura jenis Sulcata terkenal tidak suka minum, tapi tentu saja minum adalah hal yang wajib dilakukan untuk setiap makhluk hidup. "Selain memberi makanan yang mengandung banyak air, ketika berjemur, saya juga merendam Sulcata sampai ia berenang, dan mengambang agar Sulcata dapat memaksakan diri untuk meminum air tersebut agar tidak dehidrasi".

Mandi untuk kura-kura darat merupakan hal penting karena memberinya kesempatan untuk menyerap kelembapan setelah mengalami dehidrasi. "Untuk memandikannya saya biasanya seminggu sekali jika terlihat kotor. Saya memandikannya dengan sabun atau sampo bayi dan digosok dengan sikat gigi secara perlahan".

Kura-kura sulcata merupakan hewan herbivora. Dengan begitu, 95 persen makanan kura-kura ini adalah sayuran dan rumput. "Biasanya saya kasih makan dia selada, sawi, pakcoy dan pelet yang sudah direndam air karena Sulcata saya masih baby jadi makanannya harus lembut. Untuk memenuhi kalsiumnya saya biasanya kasih labu siem dan vitamin reptile calcium untuk menyempurnakan kebutuhan kalsium, mencapai pertumbuhan ideal dan membantu proses penyembuhan MBD (metabolic bone disease).

Menurut Layya sendiri, memelihara reptile tidak begitu sulit dibandingkan memelihara hewan berbulu seperti anjing dan kucing. Tetapi habitat reptile yang hangat yang membuat Layya merasa kesulitan untuk mendapatkan sinar matahari di cuaca yang sering mendung seperti sekarang ini, jadi harus siap siaga lampu yang watt nya cukup tinggi agar reptile tetap hangat sesuai dengan habitatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun