Mohon tunggu...
Aissah Nindy Putri Krisdianto
Aissah Nindy Putri Krisdianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya Aissah Nindy Putri, Saya adalah Mahasiswa Universitas Airlangga program studi bahasa dan Sastra inggris 2024, Saya mempunyai 2 hobi bermain game dan menonton video

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Harapan untuk Presiden Baru: Reformasi Total Kurikulum Pendidikan

30 Desember 2024   21:58 Diperbarui: 30 Desember 2024   21:58 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas Pembelajaran Sekolah SMP (sumber: tempo.co ANTARA PHOTO)

Dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden baru, harapan besar muncul agar beliau segera merombak total kurikulum pendidikan kita. Mengapa? Karena sistem pendidikan yang sekarang justru membuat anak muda kita cenderung malas belajar. Mereka merasa akan tetap naik kelas, lulus sekolah, dan diterima di sekolah dekat rumah tanpa usaha keras.

Tujuan Kurikulum Merdeka sebenarnya bagus, tetapi kita semua pernah muda. Dulu, saat ada ujian kenaikan kelas dan ujian nasional, masih banyak yang tidak belajar. Apalagi sekarang, dengan kebebasan yang lebih besar, semakin banyak yang tidak belajar. Tidak heran jika ada anak SMA yang mengira Garut adalah negara di Eropa, ibu kota Jawa Timur adalah Jogja, dan anak SMP yang belum lancar membaca.

Dulu memang ada ketimpangan dan jual beli kunci jawaban, tetapi bukan berarti semua harus diluluskan agar dianggap tidak ada ketimpangan. Mungkin kita bisa meniru Tiongkok yang ujian nasionalnya dibedakan menjadi provinsi dan soal. Jika ada masalah jual beli kunci jawaban, solusinya bukan dengan menghapus ujian nasional, tetapi dengan memperbaiki sistemnya.

Kita tidak bisa berkompetisi dengan negara lain jika kualitas pendidikan kita seperti ini. Jangan salahkan Tiongkok, Korea, atau Jepang jika ekonomi kita dikuasai mereka. Saat mereka belajar matematika untuk mendapatkan nilai bagus di ujian nasional, anak-anak kita malah sibuk bermain game.

Kami mohon, segera benahi sistem pendidikan kita, Pak Prabowo, sebelum semuanya terlambat dan bonus demografi kita malah menjadi kutukan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun