Mohon tunggu...
Ninditha Nur aisyah
Ninditha Nur aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Dulunya mahasiswa

dibuat sama mahasiswi semester 5 yang belum dapat apa-apa dan saat ini sedang kuliah daring karena corona!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Wanita di Balik Google Doodle Hari Ini

8 November 2021   13:32 Diperbarui: 8 November 2021   13:54 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan Google doodle hari senin (8/11). Foto: Dok Google

Hari ini, Senin (8/11) saya dikejutkan oleh tampilan google doodle di layar laptop saya. Penutup kepala khas Sumatera Barat semakin membuat saya penasaran, siapa sih sebenarnya wanita di balik google doodle hari ini? Hingga akhirnya saya putuskan untuk berselancar dan mencari tahu siapa wanita cantik yang muncul di beranda google ini. 

Saya mendapatkan satu nama yang sepertinya masih asing bagi saya, Roehana Koeddoes.  Seorang wanita kelahiran Koto Gadang Bukittinggi, Sumatera Barat. Lahir pada tanggal 20 Desember 1884 dari pasangan Muhammad Rasyad Maharaja Sutan dan Kiam. 

Wanita tangguh  yang ternyata telah menaburkan benih-benih "pembebasan" dan melakukan pemberdayaan perempuan ini terlahir dari seorang ayah yang sudah memiliki jiwa jurnalis, Rohana pun tumbuh menjadi wanita yang memiliki semangat untuk berjuang melawan ketidakadilan pendidikan perempuan kala itu.

Dibandingkan dengan teman sebayanya, Rohana cukup beruntung di usianya yang masih kecil itu ia mendapatkan pendidikan dan mampu mahir membaca, mengalahkan situasi pendidikan yang masih terbelakang. Hal ini disebabkan karena saat itu Rohana kecil sempat dijadikan anak angkat oleh Jaksa Alahan Panjang, sehingga ia mendapatkan pendidikan agama dan keterampilan dari istri Jaksa.

 Rohana kecil sangat suka membaca, bahkan semua buku-buku yang ada di rumahnya telah habis dibaca. Kegemaran Rohana ini pun di dukung oleh sang ayah. 

Untuk melengkapi bacaan Rohana, ayahnya sengaja membuat langganan dengan surat kabar untuk anan-anak. Kegemaran membaca Rohana ini membuat kagum seluruh orang yang melihatnya. Apalagi untuk saat itu, tidak ada seorang anak kecil,  perempuan yang pandai membaca dan berbicara dalam bahasa latin, Arab, dan Arab Melayu. 

Sehingga kegemarannya ini pun menarik perhatian anak-anak lain untuk berkumpul sekedar mendengarkan apa yang di baca oleh Rohana kecil. 

Hingga Akhirnya, gerakan menjadi guru bagi teman-temannya ia lakukan untuk pertama kalinya. Dan seterusnya Rohana tumbuh menjadi wanita yang konsisten memberikan pendidikan untuk perempuan, pendidikan yang ia berikan mulai dari membaca, mengaji, beribadah, dan keterampilan lainnya yang dapat mengubah cara pandang laki-laki terhadap perempuan.

Untuk mempermudah kegiatannya ini, Ruhana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang. Selain itu ia juga aktif menulis surat kabar perempuan, Poetri Hindia. 

Kedekatan Rohana dengan media massa telah menciptakan dunia baru baginya, sehingga ia menjadi seorang jurnalis perempuan pertama di Nusantara. Hingga pada  10 Juli 1912, ia juga mendirikan surat kabar Sunting Melayu yang menjadi pelopor media massa perempuan pertama di Indonesia.  Sejak saat itu, Rohana menjadi perempuan yang membuka cakrawala baru dalam dunia pers Indonesia. 

Roehana bukan hanya wanita yang pandai mengajar muridnya, namun ia juga wanita yang memiliki tulisan yang sangat garang. Maka tak heran bila sosok Roehana Koeddoes hari ini di tampilkan di beranda google untuk mengenang pencapaian beliau yang begitu luar biasa.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun