Mohon tunggu...
Nindita Arrum
Nindita Arrum Mohon Tunggu... Penulis - seorang manusia

penyuka ketenangan, hewan mengeong dan petualangan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

JNE dan UMKM, Simbiosis Mutualisme Tanpa Akhir

4 Januari 2022   16:23 Diperbarui: 4 Januari 2022   16:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life hack. Sumber ilustrasi: PEXELS/SeaReeds

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, good readers!

Kali ini saya mau berbagi opini singkat saya tentang JNE. Check this out!

JNE memang sudah terdengar familiar saat ini. Bahkan tanpa saya ceritakan, mungkin masyarakat Indonesia, khususnya UMKM, lebih kenal dekat dengan JNE. Namun, dalam artikel kali ini, saya menjadi salah satu masyarakat yang menjadi 'partner' dari JNE. Walaupun tak lama memang. Tetapi sedikit banyak, saya mengetahui bagaimana konsep kerja perusahaan pengiriman dan logistik yang sudah berdiri sejak tahun 1990 ini. 

Awal mula saya cukup sering menggunakan jasa JNE, yakni dimulai pada tahun 2019 tepatnya bulan Juli. Saat itu saya bekerja di perusahaan fesyen, yaitu batik dan tenun pria. Sebut saja perusahaan itu bernama Bonolo.id. Perusahaan ini masih tergolong Start Up juga kok. Oh iya silakan loh kalau mau liat produk batiknya. Langsung googling aja ya. Saya mengisi posisi sebagai sales admin sekaligus customer service. Jadi, sudah dapat dibayangkan ya, apa yang saya kerjakan. Betul! Mencatat semua pesanan yang masuk, mengemas pesanan hingga memastikan semua pesanan masuk ke dalam pengiriman. Tentunya pakai JNE. 

Singkat cerita, saya pun mulai sering, bahkan sangat sering, berkomunikasi dengan admin di salah satu gerai JNE terdekat dari kantor saya. Apalagi kalau berhubungan dengan pesanan para pelanggan. Wah, urusan hidup dan matilah pokoknya.  Tetapi satu kata yang bisa saya simpulkan dari pelayanan dan pengalaman saya selama berkomunikasi dengan pihak JNE.  

NYAMAN!

Iya, satu kata itu sepertinya bisa mendeskripsikan pengalaman saya secara garis besar. Kenapa saya berani mengatakan ini? Karena ada banyak poin yang mendukung pernyataan saya. Baik, akan saya ulas sedikit.

1. Pertama, admin yang bernama Thania, adalah orang yang baik. Mungkin terdengar subyektif, tetapi ya memang begitu adanya. Jadi, kak Thania dan saya memang cukup sering berbalas pesan whatsapp, apalagi terkait pesanan pelanggan, saya ulangi ya, pesanan pelanggan. Pengiriman pesanan menjadi prioritas bagi kak Thania dan juga saya. Tentunya. Hal ini hubungannya erat dengan kredibilitas perusahaan. Baik untuk JNE dan tempat saya bekerja, Bonolo.id. Kak Thania juga sangat membantu jika ada paket yang saat saya cek resinya di internet, paket tersebut masih belum sampai. Alhasil, ia membantu supaya distribusi paket itu tidak tersendat. Alhamdulillah, problem solved!

2. Kedua, alur pelaporan JNE yang cukup mudah. Hal ini berhubungan jika ada kasus-kasus di luar ekspektasi kita. Contohnya, seperti kekeliruan alamat, penerima yang tak dikenal, penggantian alamat, keterlambatan penerimaan, bahkan hingga kehilangan paket. Saat itu, ada seorang pelanggan, sebut saja Mas A, sudah menunggu paketnya datang. Dan saat di cek nomor resinya, ternyata paket itu telah diterima oleh dirinya sendiri, namun dia belum menerima paket itu sama sekali. Setelah ditelusuri, paket itu ternyata dititipkan kurir kepada tetangganya yang saat itu keluar rumah. Mas A mengatakan pada saat itu, bahwa tetangganya 'kurang dapat dipercaya'. Saya pun membantu pelanggan ini untuk menghubungi pihak JNE terdekat dan Mas A pun berkomunikasi dengan pihak JNE dan kurir yang saat itu mengantar paketnya. Tak disangka, kurir itu pun datang dan langsung membantu Mas A untuk mendatangi tetangganya itu. Paketnya pun sampai di tangan Mas A dengan selamat. Semua pihak senang dan hati pun nyaman.

3. Ketiga, gerai JNE sudah menyebar di sebagian besar provinsi di Indonesia, termasuk di provinsi Papua. Hal ini karena salah satu pelanggan kami, tinggal di Papua. Sebut saja Mas F. Waktu itu, ia meminta kami untuk memakai jasa ekspedisi lainnya. Namun, karena saat kami cek, jasa yang ia mau jaraknya cukup jauh dari kantor kami. Alhasil kami pun mengirim paketnya tetap menggunakan jasa JNE. Alhamdulillah, pucuk di cinta ulam pun tiba. Paket itu bisa sampai tepat sesuai estimasi yang telah kami beritahukan kepada pelanggan kami. So, we don't have to worry about it! Tentunya dengan tarif yang bisa dikatakan dapat terjangkau dompet semua kalangan.

4. Keempat, last minutes pick up. Hal ini terjadi saat bulan ramadhan, di mana semua orang hectic dengan pekerjaannya masing-masing. Banyak orang yang belanja batik dan tenun untuk keperluan Idul Fitri. Jadi, baik kami dan JNE, sudah tentu sibuk dengan input data dan merekap order. Saya dan teman kerja saya pun sibuk mengemas pesanan dan mengantarnya ke gerai JNE. Tak ada angin tak ada hujan, saat kami sudah selesai dengan pekerjaan dan ingin pulang, tiba-tiba ada orderan masuk yang ingin ikut pengiriman hari itu. Kami pun segera menghubungi Kak Thania, admin JNE, untuk kemudian menunggu kami mengantarkan satu pesanan lagi dan memohon untuk dimasukkan ke dalam pengiriman hari itu. Alhamdulillah, kak Thania bersedia menunggu, walaupun truk pengangkut JNE sudah datang dan bersiap untuk berangkat. Once again, problem solved!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun