Mohon tunggu...
nindita renzulli
nindita renzulli Mohon Tunggu... -

an ordinary girl who loves writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perempuan dalam Pilkada

7 Mei 2010   03:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di tahun 2010, akan ada Pilkada sebanyak 244 yang terdiri dari 7 Pilkada gubernur, 202 Pilkada kabupaten, dan 35 Pilkada kota. Masing-masing Pilkada akan diikuti oleh calon-calon kepala dan wakil kepala daerah. Tentunya pertarungan ini juga diikuti oleh calon-calon perempuan untuk posisi kepala daerah maupun wakil kepala daerah.

Terdapat kelompok perempuan yang mengikuti Pilkada dan juga sempat menjadi perbincangan hangat di media, yakni dari kalangan artis. Salah satunya yang menurut saya paling menghebohkan adalah keikutsertaan Julia perez dalam Pilkada Pacitan. Julia Perez yang digadang-gadang oleh 8 parpol akan menjadi salah satu calon bupati Pacitan. Ayu Azhari telah lebih dahulu disebut-sebut akan menjadi wakil bupati di Sukabumi meskipun pada akhirnya tidak jadi. Nama Maria Eva yang dahulu pernah kita dengar namanya dikarenakan video mesumnya dengan salah seorang anggota DPR dikabarkan sudah pasti akan menjadi salah satu calon wakil bupati di ­­­­­­Kab Sidoarjo. Ada juga Ratih Sanggarwati yang kabarnya dicalonkan oleh partai kebangkitan bangsa dan partai persatuan pembangunan untuk maju dalam Pilkada Ngawi.

Membanggakan memang melihat perempuan-perempuan tersebut berani maju bertarung bebas untuk posisi kepala daerah dan wakil kepala daerah. Tetapi bagaimana dengan kapasitas dan kualitas mereka? Saya sebenarnya selalu mendukung keterwakilan perempuan di lembaga pengambilan kebijakan, terutama sebagai kepala daerah yang masih sangat minim jumlahnya, akan tetapi kapasitas dan kemampuan juga hal yang jauh lebih penting. Saya bukan penganut perempuan pilih perempuan. Sebagai perempuan saya akan memilih perempuan tentunya yang berkualitas atau bahkan memilih laki-laki yang sensitif gender dengan demikian dapat memperjuangkan isu-isu perempuan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun