Mohon tunggu...
Nindi Dewi Anisa
Nindi Dewi Anisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

ISTP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Nongkrong di Kalangan Mahasiswa: Relaksasi atau Gaya Hidup?

8 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa nongkrong 

Mahasiswa erat kaitannya dengan kehidupan bersosialisasinya, termasuk nongkrong. Mulai dari warung kopi hingga kafe modern, nongkrong menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Apakah nongkrong semata-mata sebagai ruang relaksasi untuk melepas penat, ataukah telah bergeser menjadi gaya hidup yang mencerminkan identitas?

Nongkrong sebagai Ruang Relaksasi

Mahasiswa menghadapi tekanan akademik yang cukup tinggi, seperti tugas, ujian, dan proyek kelompok. Nongkrong menawarkan ruang untuk melepaskan beban ini. Tempat-tempat seperti warung kopi atau taman kota memberikan suasana santai yang cocok untuk berbincang, bercanda, atau bahkan bermain game ringan bersama teman.

Aktivitas nongkrong juga sering kali menjadi sarana untuk mendiskusikan ide, belajar kelompok, atau menjalin hubungan sosial yang lebih mendalam. Dalam konteks ini, nongkrong tidak hanya bersifat rekreatif, tetapi juga produktif, membantu mahasiswa mengisi kembali energi mental mereka.

Selain itu, tempat nongkrong sering kali menjadi ruang diskusi yang produktif. Banyak mahasiswa menggunakan waktu nongkrong untuk brainstorming ide, mengerjakan tugas kelompok, atau bahkan membahas isu-isu terkini. Dengan suasana yang lebih fleksibel dibandingkan ruang kelas, diskusi ini sering kali menghasilkan perspektif baru yang segar.

Nongkrong sebagai Gaya Hidup

Di sisi lain, perkembangan budaya populer telah mengubah nongkrong menjadi simbol gaya hidup. Dengan maraknya media sosial, mahasiswa cenderung menjadikan kegiatan nongkrong sebagai momen yang "Instagrammable". Pilihan tempat nongkrong yang estetik, makanan dan minuman yang unik, serta dokumentasi aktivitas di media sosial sering kali menjadi fokus utama.

Selain itu, nongkrong juga dapat mencerminkan identitas kelompok. Pilihan tempat dan aktivitas saat nongkrong sering kali dikaitkan dengan preferensi pribadi, status sosial, atau gaya hidup tertentu. Hal ini menciptakan semacam norma sosial, di mana mahasiswa merasa perlu mengikuti tren agar tetap relevan di lingkaran pergaulannya.

Fenomena ini juga didukung oleh maraknya kafe-kafe dan tempat nongkrong yang menawarkan konsep unik. Dari desain interior yang instagrammable hingga menu dengan harga terjangkau, tempat-tempat ini berlomba-lomba menarik perhatian mahasiswa. Akibatnya, nongkrong kerap kali menjadi rutinitas harian yang tanpa disadari menguras waktu dan uang.

Manfaat dan Tantangan Nongkrong

Seperti dua sisi mata uang, nongkrong memiliki manfaat sekaligus tantangan. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh antara lain:

  1. Nongkrong membantu mahasiswa menjalin dan memperkuat hubungan dengan teman-teman.
  2. Banyak hal baru yang bisa dipelajari melalui diskusi santai saat nongkrong.
  3. Kemampuan komunikasi dan kerjasama sering kali diasah dalam suasana santai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun