Mohon tunggu...
Nindia Salsabila
Nindia Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Jurusan Biologi,Universitas Pendidikan Indonesia

A student with a big dreams and determination to make it happen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bonggol Jagung dan Bioetanol, Solusi Energi Terbarukan Di Masa Depan?

10 Januari 2022   11:54 Diperbarui: 10 Januari 2022   12:01 2338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Proses Pembuatan Bioetanol dari Limbah Bonggol Jagung (Sumber: Chen, dkk, 20118)

Bonggol Jagung dan Bioetanol, Solusi energi terbarukan di masa depan? Kok Bisa?

Oleh: Diah Puspita Sari, Nindia Salsabila, Ria Anggraeni, Ria Aprilia, dan Shafira Lestari

Jika kalian sering jalan-jalan ke puncak pasti tak asing lagi melihat pedagang jagung rebus disepanjang jalan dan melihat bonggol jagung bekas berserakan di sekitarnya. Apakah kalian tahu, limbah bonggol jagung yang berserakan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, Hah? Kok bisa? Nah, kalau ada yang belum tahu simak penjelasan berikut yuk!

Kebutuhan energi bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai belahan bumi didunia ini mengalami peningkatan yang tajam karena BBM merupakan kebutuhan vital bagi manusia. Sebagian besar teknologi dan bahan bakar transportasi menggunakan BBM sebagai sumber energi. Hal ini menyebabkan penurunan produksi BBM karena kuantitas minyak bumi pada lapisan bumi terus menipis akibat dari eksploitasi secara terus-menerus dan sifatnya yang tidak mudah untuk diperbaharui. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat ini telah dikembangkan pembuatan sumber energi terbarukan. 

Salah satu sumber energi terbarukan adalah bioetanol. Apakah Bioetanol itu? Bioetanol adalah bahan bakar cair terbarukan dan berkelanjutan berbasis non-minyak bumi yang dianggap sebagai pilihan yang menjanjikan untuk memenuhi krisis energi yang meningkat. Bioetanol merupakan etanol yang berasal dari sumber hayati misalnya, tebu, nira, sorgum, ubi kayu, ubi jalar, jagung, jerami, dan kayu. Produksi bioetanol ini berasal dari bahan-bahan yang mengandung karbohidrat, glukosa, dan selulosa. Namun, penggunaan bahan baku tersebut secara tidak langsung dapat mengganggu kebutuhan pangan. Maka dari itu diperlukan suatu bahan baku yang lebih efektif dan efisien serta tidak berperan sebagai sumber pangan yaitu salah satunya adalah bonggol jagung. Bonggol jagung merupakan salah satu limbah lignoselulotik yang jumlahnya tersedia sangat banyak di Indonesia. Apa sih limbah lignoselulotik itu? 

Limbah lignoselulosik merupakan limbah pertanian yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Kanani et al, 2019). Bonggol jagung merupakan salah satu bahan lignoselulosa yang berpotensi tinggi untuk diolah menjadi berbagai produk salah satunya bioetanol (Sari D, 2018). Lalu, bagaimana bisa bonggol jagung dijadikan sebagai bioetanol?

Nah, secara singkatnya prinsip produksi bioetanol didasarkan pada proses bioteknologi dengan memanfaatkan proses dan metabolisme yang dilakukan oleh mikroorganisme seperti jamur atau bakteri. Kandungan lignoselulosa pada limbah organik seperti bonggol jagung perlu dilakukan pretreatment terlebih dahulu. Pretreatment pada bonggol jagung sendiri merupakan proses pemecahan kandungan lignoselulosa dengan bantuan enzim selulase yang biasanya didapatkan dari jamur atau bakteri untuk menghasilkan glukosa. Glukosa yang dihasilkan kemudian difermentasi dengan bantuan bakteri lagi, yang hingga akhirnya dihasilkan bioetanol. Bioethanol ini lah yang kemudian dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi bahan bakar minyak untuk digunakan bagi kendaraan.

Mikroorganisme apa saja sih yang bisa digunakan untuk produksi Bioetanol dari Bonggol Jagung? Menurut Penelitian Jerry O, dkk (2016) Produksi Bioetanol dari Bonggol jagung bisa menggunakan jamur Aspergillus niger sebagai sumber enzim selulase serta Bakteri Zymomonas mobilis dan Saccharomyces cerevisiae. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa penggunaan bakteri Zymomonas mobilis lebih efektif dalam memproduksi Bioetanol. Wah.. keren yaa, bakteri bisa menghasilkan bahan bakar untuk kendaraan!

Akan tetapi penggunaan Bioetanol sebagai bahan bakar memiliki kelemahan yaitu memerlukan proses yang lebih rumit dan panjang serta energi yang dihasilkan per satuan volume lebih rendah dibandingkan bahan bakar pada umumnya. Tapi jangan risau, keuntungan yang didapatkan dari penggunaan Bioetanol ini juga banyak loh, berikut daftarnya:

Keuntungan :

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun