Mohon tunggu...
Ninde KhairunitaUlva
Ninde KhairunitaUlva Mohon Tunggu... Lainnya - Agribisnis - Faperta

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature

Digitalisasi Waduk, Langkah Awal Cegah Kelangkaan Air

25 Juni 2020   20:26 Diperbarui: 25 Juni 2020   20:29 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama : Ninde Khairunita Ulva

NIM : 181510601100

Air yang merupakan sumber kehidupan. Masalah sumber daya air khususnya kelangkaan air adalah masalah yang cukup pelik. Kelangkaan air dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat dimana kelangkaan terjadi. Sayangnya, kelangkaan air masih mengancam beberapa wilayah di Indonesia. Dilansir dari Kompas.com, hasil identifikasi BNPB terdapat 189 wilayah di 15 provinsi yang memiliki tingkat risiko dengan kategori sedang hingga tinggi, 162 kabupaten dan kota yang dengan kategori tinggi, dan sisanya sedang. Daerah tersebut rawan bencana kekeringan pada puncak musim kemarau Agustus 2020.

Kelangkaan air tak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi seperti populasi air, overpopulasi atau penduduk yang padat, penggunaan air yang berlebihan, pertanian, akses pemerintahan dan lain-lain. Efek yang dapat ditimbulkan dari kelangkaan air mulai dari kelaparan, isu sanitasi, penyakit dan lain-lain. Masalah kelangkaan air hampir sering disebut masalah kalsik yang kejadian teru berulang ketika memasuki bulan kemarau.

Pengelolaan sumberdaya air yang efektif dan efisien sangat diperluka untuk mencegah kelangkaan air. Menurut Maryono (2018) menyatakan bahwa, reformasi pengelolaan sumber daya air dengan konsep integralistik, sistemik, dan berbasis pada pendekatan ekohidraulik (ekohidrologi). Salah satu reformasi yang dapat diterapkan yaitu reformasi dalam bidang konsep memanen air hujan. Air hujan umumnya ditampung dalam waduk untuk kebutuhan masyarakat.

Salah satu masalah yang umum terjadi adalah kurang terintegrasi pengelolaan waduk. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal itu adalah penggunaan teknologi berbasis digital. Tujuan digitalisasi ini untuk mempermudah sistem kerja pengelolaan. Meskipun penggunaan teknologi berbasis digitalisasi ini akan memakan biaya besar pada awal proyeknya tapi sebanding dengan hasil yang akan didapat.

Referensi :

Maryono, A. 2018. Reformai Pengelolaan Sumber Daya Air. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nesa, A. 2020. 8 Penyebab Kelangkaan Air Bersih Beserta Efek yang Ditimbulkan. 

 Purnamasari, D. 2020. Masuk Musim Kemarau, Masyarakat Diminta Waspadai Ketersediaan Air.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun