Menikah memang suatu ibadah, namun pernikahan juga harus disesuaikan  dengan usia dan kemampuan seseorang dalam membina rumah tangga  kedepannya. Pernikahan usia muda saat ini sedang marak terjadi.Â
Pernikahan usia muda ini biasanya dilakukan oleh salah satu atau kedua pasangan yang berusia dibawah 18 tahun, atau bisa saja terjadi saat sedang menempuh jenjang pendidikan.Â
Pernikahan dini jelas saja menjadi suatu masalah yang cukup serius pada zaman sekarang ini. Pernikahan dini biasanya dipengaruhi beberapa faktor seperti Faktor ekonomi, rendahnya pendidikan, Faktor dari orang tua yang menjodohkan ankanya, media massa dan faktor adat. Â Namun, perlu kita ketahui bahwasanya pernikahan usia dini juga memiliki dampak negatif bagi kesehatan wanita dan kualitas anak yang dilahirkan. Â
Pernikahan memang merupakan hal yang penting bagi setiap orang, karena dengan pernikahan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik dari segi biologis, Â psikologis bahkan sosial.Â
Namun, perlu diketahui bahwa dalam pernikahan emosi merupakan faktor yang terbilang penting, orang tua yang melakukan pernikahan muda pada dasarnya aspek emosinya belum stabil. Hal ini justru dapat memicu permasalahan dalam rumah tangganya kelak seperti memicu pertengkaran. Maka dari itu melakukan pernikahan dibutuhkan kesiapan baik fisik, mental, emosi ataupun finansial.Â
Setelah menikah para pasangan tentunya berharap segera memiliki keturunan. Dengan ini para orang tua terutama ibu harus memiliki kesiapan dalam mengasuh anaknya nanti, karena madrasah pertama bagi anak adalah Ibu.Â
Orang tua harus memiliki wawasan bagaimana pengasuhan yang baik bagi anak-anaknya nanti. Pengasuhan sendiri dapat diartikan sebagai interaksi antara orang tua dan anak dalam hal membimbing, mengawasi dan melindungi setiap perkembangan anak. Dalam proses pengasuhan diperlukan pengetahuan yang cukup dalam mengasuh anak sesuai dengan karakter dan perkembangannya. Gaya pengasuhan dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Gaya Pengasuhan Otoriter
Gaya pengasuhan ini adalah pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dengan cara membentuk anak sesuai keinginan orang tua. Pada pengasuhan ini orang tua cenderung memberikan aturan dan hukuman pada anak jika anak melanggar aturan.Â
2. Gaya Pengasuhan DemokratisÂ
Gaya pengasuhanan ini adalah jenis pengasuhan yang dilakukan 2 arah oleh orang tua dan anak. Â Orang tua dan anak melakukan interaksi dengan baik. Dalam gaya pengasuhan ini orang tua membebaskan anaknya namun tetap memberikan pengawasan dan masukan kepada anak.Â