Menjadi peran seorang wanta tidaklah hal yang mudah yang harus dialami setiap individu, karena wanita dituntut untuk bisa menjadi strong women yang harus bisa melakukan semua kegiatan. Setelah menikah, biasanya seorang wanita akan merasa galau dan dilema dengan 2 pilihan antara wanita karir atau ibu rumah tangga? Menjadi wanita karir bukanlah hal yang salah begitupun ibu rumah tangga, karena keduanya adalah pekerjaan yang mulia yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Menjadi wanita karir adalah hal yang wajar bagi setiap wanita, karena memang saat ini eksistensi wanita menjadi pemimpin sudah tidak diragukan lagi, namun menjadi ibu rumah tangga juga bukan hal yang salah, karena ini adalah tugas yang mulia jika dilakukan dengan keikhlasan.
Memang kewajiban seorang wanita yang sudah menikah adalah mengurus suami dan anak-anaknya kelak, tapi tidak dengan harus mengugurkan cita-citanya menjadi wanita karir. Â Banyak orang yang beranggapan bahwa menjadi ibu rumah tangga adalah tugas yang mudah dan sering dianggap remeh, sehingga tidak diperlukan pendidikan tinggi layaknya sarjana yang kuliah bertahun-tahun untuk mendapatkan ijazah.
 Lalu apakah salah dan sia-sia  jika seorang wanita memiliki pendidikan tinggi (sarjana) yang akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga? jawabanya adalah TIDAK! mengapa demikian? Karena memang sifat manusia yang ingin meraih cita-citanya setinggi langit, dan bersyukurlah jika kita telah dapat meraih cita-cita kita, karena tidak semua orang bisa meraih cita-citanya dan seberuntung kita.Â
Selain itu pendidikan tinggi berguna untuk bekal bagi wanita sebagai calon ibu dan orang tua bagi anak-anaknya, karena wamita yang cerdas akan meahirkan anak yang cerdas pula. Jadi tidak sia-sia bukan? walaupun sudah berpendidikan tinggi tapi harus menjadi ibu rumah tangga.
Menjadi wanita karir memang memiliki banyak kelebihan, selain mendapat penghasilan sendiri dan bisa membantu beban pengeluaran keluarga, menjadi wanita karir juga menjadikan wanita update akan informasi-informasi terbaru diluar sana, sehingga hal ini akan menjadikan mereka dilema untuk keluar dari pekerjaananya apalagi jika penghasilannya cukup besar.
Memiliki penghasilan sendiri memang menjadikan kebanyakan wanita lebih leluasa dan bebas menggunakan uangnya untuk keperluan-keperluan pribadinya, dan dengan penghasilan yang dimilikinya menjadikan wanita tidak terlalu merasa bersalah jika menggunakan penghasilannya sekedar untuk bersenang-senang. Dan sebaliknya jika seorang wanita mendapat gaji bulanan dari suami akan merasa lebih sungkan menggunakan uangnya yang hanya untuk keperluan dirinya.
Selain itu, pilihan menjadi wanita karir karena wanita merasa bosan jika hanya berada di rumah dan tidak memiliki kegiatan apa-apa. Namun, dibalik semua itu menjadi wanita karir bagi seorang wanita yang sudah menikah juga memiliki kelemahan seperti : Â biasanya sebelum sampai dirumah sudah merasa capek karena sebelumnya sudah melakukan pekerjaan diluar, padahal sesampainya dirumah seorang wanita masih harus mengurus rumah, suami dan anak-anaknya.
Dan keesokan harinya masih harus bangun pagi untuk berangkat ke tempat kerja. Hal ini menjadikan kewajiban menjadi ibu rumah tangga sedikit tergeser, dan akhirnya akan mencari assistent dan baby sister untuk memudahkan pekerjaanya dirumah dan tidak bisa selalu menemani anaknya serta mengerti perkembangan setiap harinya. Dengan pertimbangan-pertimbangan seperti itu menjadi seorang wanita harus mampu melakukan kewajibannya menjadi seorang ibu rumah tangga atau wanita karir.
Menjadi ibu rumah tangga sebenarnya juga dapat mmenjadikan wanita banyak kegiatan tidak hanya memasak, mencuci, menyapu, dan lain-lain, tapi walaupun menjadi ibu rumah tangga seorang wanita juga dapat memiliki kegiatan yang tidak akan membuat dia bosan karena hanya dirumah, seperti mengantar jemput anak sekolah, mengikuti kegiatan di kota tempat dia tinggal, dan sekarang ini banyak ibu rumah tangga yang juga mendapatkan penghasilan walaupun hanya berada dirumah yaitu dengan bisnis online.
Selain itu menjadi ibu rumah tangga juga memiliki kelebihan seperti memiliki banyak waktu untuk keluarga, bisa mengurus suami dan anak-anaknya tanpa bantuan assistent dan baby sister dan dapat mengetahui perkembangan anaknya setiap harinya, serta menemani anak belajar dan sebagainya. Jadi untuk menghadapi dilema yang dialami wanita adalah diskusikan dengan suami bagaimana baiknya dirinya haruskah tetap bekerja ataukah berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga?