Mohon tunggu...
Ninda Oktavia
Ninda Oktavia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenapa Pendidikan Indonesia Berbeda dengan Luar Negeri?

26 Desember 2016   16:03 Diperbarui: 26 Desember 2016   16:11 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menghafal adalah salah satu sarana memperkuat dalam menyimpan suatu informasi. Baik informasi yang berbau akademis maupun yang tidak. Apalagi dalam kegiatan belajar, para murid mau tidak mau harus melakukan kegiatan menghafal agar informasi yang di dapat tidaklah hilang begitu saja mengikuti arah angin. Dan dengan menghafal pula ilmu yang kita dapat tidak mudah hilang dan juga kita tidak mudah dibohongi. Menghafal adalah bagian dari kerja otak kiri, jika kalau otak kiri sering dan bahkan selalu di pakai tanpa memperdulikan otak kanan, maka akan terjadi “kepincangan” fungsi kerja kedua otak. 

Ibarat dua jungkat-jungkit yang hanya berat sebelah kanan membuat tidak menyenangkan, tidak berjalan dan menarik. Begitupun dengan otak jika kalau hanya otak kiri sajalah yang berfungsi tanpa memperdulikan otak kanan maka bisa dikatakan tingkat kreatifitasnya rendah. Dibandingkan dua kerja otak itu dijalankan seimbang maka akan menghasilkan banyak hal, penemuan, dan menciptakan sesuatu yang berbeda dengan lain, sehingga tidak terjadi kebosanan yang mengakibatkan kita busa menikmatinya. 

Begitulah adanya yang terjadi di Indonesia, para siswa dituntut untuk bisa menghafal banyak pelajaran yang membuat titik kejenuhan para siswa meningkat tanpa memberikan solusi. Melihat realita saat ini, pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan, tidak berkembang, meski ada beberapa yang menorah prestasi tingkat internasional, namun keberhasilan itu tidak seperti sebelumnya, peradaban maju, sehingga banyak orang luar negeri yang belajar di Indonesia karena zaman dahulu saat belajar selalu memadukan fungsi kedua otak , seperti sunan kalijaga. Berbeda dengan realita saat ini, siswa di tuntut untuk bisa menghafal, dan belajar sesuai kurikulum, serta memperoleh nilai tinggi dalam menempuh ujian.

Pada umumnya orang Indonesia berpikir melalui suatu proses dengan teori–teori yang tidak nyata dengan eksperimen, kebanyakan mereka belajar menggunakan otak kiri dengan teori–teori yang sudah banyak diterangkan oleh orang lain tanpa pembuktian yang sebenarnya. Pendidikan yang diajarkan pada umumnya mengajarkan hal-hal yang sudah lama ada. Mengembangkan pemikiran otak kanan hanya terjadi ditaman kanak-kanak serta mengajarkan teori tanpa eksperimen. Dengan ini menyebabkan orang Indonesia membuat apa yang telah dibuat oleh orang lain, tidak pernah memiliki pendidikan dalam menggunakan otak kanan. 

Sedangkan otak kanan mereka tidak digunakan secara optimal. Otak kanan orang Indonesia kebanyakan hanya bekerja selebihnya tugas otak kiri. Kebanyakan otak kanan mengeluarkan imajinasi dengan pembuktian imajinasi–imajinasi itu. Banyaknya orang yang memperoleh keberhasilan bukanlah diawali dari suatu pemikiran yang telah dipikirkan orang lain, tapi diawali dengan pemikiran yang menggunakan imajinasi dan membuktikannya. Albert Enstein menggunakan pemikiran otak kanan, albert berfikir dengan pemikirannya nyata yang menemukan teori relativitas. Bagi warga Indonesia sendiri memliki pemikiran otak kanan dianggap tidak penting dan harus dikembangkan di luar negeri. Contohnya Minions yang diciptakan oleh seorang arsitek berdarah Indonesia, Pierre Coffin. Karena kesuksesannya dia bekerja sama dengan selebriti Hollywood papan atas di proyek film .[1]

[1]Google,”18 Anak negeri dengan prestasi mendunia yang membuatmu makin termotivasi mengejar mimpi”.desember 5, 2016.http://www.hipwee.com/motivasi/15 orang yang bikin kamu bangga jadi orang indonesia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun