Hatiku,
Kenapa engkau buatku begini, selalu berada dalam kebimbangan. Kebimbangan karena masih saja ada dia di pikiran ini. Kenapa tak sedikitpun aku bisa lupakannya. Aku memutuskannya hanya karena ingin melihat dia menjadi yang lebih baik lagi. Disaat dia bersama dengan yang lain, dihati ini terasa sangat sakit. Apa yang sebenarnya aku rasakan? Cemburukah? Tapi cemburu kenapa? Dya sudah bukan milikku lagi, dan akupun sudah punya yang lain.
Rasa ini sungguh-sungguh menyiksaku, menyita seluruh pikiran dan energiku. Bila saja aku dapat memutar waktu mungkin aku tidak akan belajar tentang cinta. Pikiran konyol memang, tapi inilah yang aku pikirkan sekarang. Andai saja rasa cinta itu tak ada, tak pernah ada tepatnya.
Dya dulu yang selalu ada di pikiranku, tiap apa yang terjadi dengan dya pasti aku bisa merasakannya, sampai sekarangpun masih bisa. Dya masih punya satu janji untukku, yaitu “sukses”. Aku yakin dya akan bisa. Apalagi sekarang sudah ada seseorang di sampingnya. Aku turut berbahagia untuk kalian.
Sekarang, tepatnya setelah aku temukan penggantimu. Karena kamu telah memiliki yang lain juga. Dya berbeda sekali denganmu, dya lebih sabar, lebih bisa dewasa di banding kamu. Dya juga mengerti tentang rasaku padamu yang masih tertinggal di hati ini. Tak seperti kamu yang dikit-dikit marah karena cemburu. Aku tau itu bentuk rasa sayangmu ke aku, tapi itu mempersulitku untuk bisa berteman dengan yang lain. Mungkin ini yang buat aku merasa sangat kehilanganmu.
Kamu tak perlu takut, aku tak akan pernah minta kamu untuk jadi milikku lagi. Cukup sekali, ya cukup sekali aku merasakan sakit ini tak mau terulang lagi. Dan tolong jangan ungkit-ungkit yang dulu lagi. Karna itu akan membuka luka lama yang akan sembuh. Walau terasa sakit, tapi aku rela. Karena ku lihat orang itu pantas untukmu.
Dan, taukah kamu? Aku merasakan sakit itu Cuma sebentar lhoh, berarti ini membuktikan bahwa aku sudah tidak ada lagi rasa untukmu. Kenapa? Ya, karena aku sudah memiliki seseorang yang bisa buatku menjadi seseorang yang tegar. Dan ku syukuri semua itu.
Sekarang aku bisa bernafas tanpamu. Semua itu proses, jadi waktulah yang menjawab semuanya. Semoga kamu selalu bahagia bersamanya. Jangan lupa, aku tunggu undangan pernikahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H