Apa yang tak dimiliki Indonesia? Kita punya semuanya. Mulai dari populasi terbesar keempat di dunia, sumberdaya alam melimpah; pertambangan, kelautan, perkebunan, dan pertanian yang sangat luar biasa! Namun potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal karena harus dihadapkan pada masalah bangsa yang kompleks”
– Hary Tanoesoedibdjo –
Indonesia memang kaya tapi penduduknya tetap miskin. Tak ada yang dapat menyangkal pernyataan HT di atas. Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa dan mayoritas berusia produktif.
Indonesia sangat kaya, subur. Cuma punya dua musim yaitu musim hujan dan kemarau – tak sesulit yang hidup di empat musim. Kondisi ini memungkinkan panen hingga tiga kali dalam setahun. Malah kelompok Koes Plus pernah mengungkapkan dalam lagu Kolam Susu nya Koesplus, dalamliriknya ditulis : Orang bilang tanah kita tanah surga// tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Dari tanaman hortikultura, perkebunan sampai hasil hutan.
Kekayaan laut Indonesia juga beragam, karena sebagain besar Indonesia dikelilingi oleh lautan. Jika tak ada pencurian dengan illegal fishing, Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati.
Begitu juga kekayaan darat. Hasil tambang Indonesia sangat beragam. Ada minyak bumi, emas di Papua, batubara, timah, biji alumunium, besi, mangan dan masih banyak lagi. Semua kekayaan alam itu tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Hanya saja, begitu banyak kekayaan alam ini dikelola dengan kebijakan dan pengelolaan yang salah. Sedikit dari pengusaha yang mengekploitasi kekayaan alam itu berasal dari Indonesia. Hal itu bisa terjadi karena Indonesia kurang sabar dan menyerahkan pengelolaan kekayaan alam ke pihak asing.
Akibatnya ? Rakyat Indonesia hanya menjadi buruh untuk kekayaan alam yang di kelola asing. Upah merekapun rendah.
Karena itu, kita mengamini penyataan Hary Tanoe di atas bahwa potensi Indonesia sangat besar namun belum mampu dikelola dengan baik. Meski Indonesia kaya raya, rakyat Indonesia belum bisa sejahtera. Ini yang harus diperjuangkan bersama.
Sehingga bisa dipahami bahwa landasan berfikir Hary Tanoe untuk mendirikan Partai Perindo berasal dari pemikiran ini, yaitu menuju Indonesia sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H