Banjir merupakan suatu peristiwa dimana tergenangnya suatu wilayah yang disebabkan karena meningkatnya debit air yang relatif lebih besar akibat curah hujan yang tinggi diatas normal sehingga sungai, dan saluran drainase serta kanal penampung banjir lainnya tidak mampu menampung air hujan sehigga meluap dan menggenangi daerah disekitarnya yang dapat memberikan dampak kerugian baik secara sosial, ekonomi serta kerugian lainnya. Bencana banjir tidak selalu terjadi setiap saat, tetapi bencana banjir adalah salah satu bencana musiman.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), menyatakan pada tahun 2021-2023 di Indonesia terdapat 8.808 kejadian bencana. Bencana yang terjadi salah satunya adalah bencana banjir. Selama 2021-2022 terjadi 2.136 bencana banjir. Bencana banjir menjadi salah satu bencana dengan kejadian terbanyak pada periode tahun 2021 hingga 2023. Banjir merupakan bencana alam ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan (Safitri dan Putra, 2022).
Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki risiko tinggi terkena banjir. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Karawang termasuk wilayah rawan bencana, terutama banjir yang kerap terjadi secara rutin setiap musim hujan. Berdasarkan laporan BPBD Karawang tahun 2024, banjir telah berdampak pada 24 desa yang tersebar di 12 kecamatan.
Faktor-Faktor Penyebab Banjir
- Curah hujan yang tinggi: Curah hujan yang tinggi, terutama dalam waktu singkat, dapat menyebabkan volume air yang sangat besar mengalir ke sungai dan selokan. Jika selokan tidak mampu menampung volume air yang masuk, air akan meluap ke area sekitarnya. Fenomena ini sering terjadi saat musim hujan atau badai, di mana intensitas hujan sangat tinggi, air yang merendam menyebabkan banjir di sebagian wilayah termasuk karawang di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Rabu (20/11/2024), hingga ketinggian 1,5 meter. Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat pada hari Kamis (14/03/2024) pukul 19.00 WIB. Ketinggian muka air banjir ± 20 - 180 cm.Â
- Adanya Air Kiriman: Banjir yang merendam sebagian wilayah karawang juga diakibatkan adanya air kiriman dari beberapa daerah  hulu, termasuk daerah Bogor dan Cianjur, berkontribusi pada peningkatan debit air.
- Pembangunan Infrastruktur:Â Pembangunan industri dan properti di kawasan hulu mengurangi lahan hijau, memperburuk aliran air dan meningkatkan risiko banjir.
- Pendangkalan sungai:Â Pendangkalan dan penyempitan aliran sungai juga memperparah situasi banjir. Beberapa faktor lain penyebab banjir di karawang yaitu terjadinya pendangkalan sungai, adanya penyimpitan aliran sungai citarum pada hilir atau muara sungai contohnya di kecamatan batujaya dan kecamatan pakisjaya. Hal ini dapat disebabkan oleh erosi tanah, aktivitas manusia seperti penambangan, dan limbah yang dibuang ke sungai. Jika sungai mengalami pendangkalan, maka kapasitas untuk menampung air berkurang, sehingga saat hujan deras, aliran air meluap dan menyebabkan banjir.
Dampak Banjir Terhadap Kesehatan
Banjir berdampak serius pada kesehatan masyarakat, terutama karena kurangnya akses terhadap air bersih, buruknya kebersihan diri, dan sanitasi lingkungan. Kondisi ini memicu munculnya penyakit menular seperti diare dan leptospirosis, yang menyerang baik anak-anak maupun orang dewasa. Kekurangan pangan juga berkontribusi pada penurunan status gizi korban banjir dalam jangka panjang. Â
Selain itu, bencana banjir merusak berbagai fasilitas kesehatan dan memengaruhi ketersediaan layanan dasar. Munculnya berbagai penyakit pasca-banjir, minimnya air bersih, serta buruknya sanitasi lingkungan semakin memperburuk masalah kesehatan masyarakat. Akibatnya, kualitas hidup masyarakat terdampak menurun secara signifikan (G Reski dan Zahtamal, 2021).
Dampak Banjir Terhadap Ekonomi
Dampak banjir terhadap ekonomi juga tidak kalah besar, termasuk kerusakan rumah, lahan pertanian, hewan ternak, dan fasilitas umum seperti jalan. Para petani, pedagang, dan pekerja lainnya mengalami kerugian besar akibat gangguan aktivitas ekonomi. Selain itu, banjir menyebabkan kemacetan dan menghambat berbagai kegiatan masyarakat sehari-hari (Yayi Arsandrie, 2020).
Pencegahan Bencana Banjir
Pencegahan banjir di Karawang melibatkan berbagai strategi yang diterapkan oleh BPBD. Langkah-langkah tersebut mencakup:
- Normalisasi Sungai:Â Pembersihan dan perbaikan aliran Sungai Citarum dan Cibeet untuk mengurangi risiko luapan air.
- Pembangunan Bendungan:Â Pembangunan bendungan baru untuk mengendalikan aliran air, terutama dari Sungai Cibeet
- Pengelolaan Drainase:Â Perbaikan saluran drainase dan irigasi untuk meningkatkan kapasitas penampungan air
- Pelatihan dan Kesiapsiagaan:Â Melibatkan masyarakat dalam program kesiapsiagaan bencana dan pelatihan penanganan banjir