Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tujuh Kiat Manajemen Stres dan Emosi Untuk Para Guru

3 Januari 2025   22:05 Diperbarui: 3 Januari 2025   22:05 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tampang.com/berita/pendidikan

Perlunya Guru Memiliki Kemampuan Mengelola Stress dan Emosi

"Tugas guru itu berat. Tanggung jawab yang diemban bukan untuk pemerintah, dan orang tua saja, tetapi tanggung jawab kepada Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan semua makhluk. Guru memiliki tanggung jawab untuk menguatkan karakter baik yang sudah diberikan oleh para orang tua."

Guru memainkan peran vital dalam membentuk masa depan generasi muda. Tugas mereka tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membimbing, menginspirasi, dan membentuk karakter peserta didik. Dalam menjalankan peran yang cukup banyak ini, guru sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat memicu stres dan tekanan emosional.

Di zaman yang serba canggih ini, di mana teknologi komputer, dan informatika menjadi salah satu pemicu untuk mengubah karakter baik para siswa ke arah karakter-karakter buruk. Tantangan ini semakin berat buat guru.

Oleh karena itu, kemampuan mengelola stres dan emosi menjadi kompetensi esensial yang harus dimiliki oleh setiap pendidik.

Pentingnya Kemampuan Mengelola Stres dan Emosi bagi Guru

Stres yang dialami seorang pendidik dapat berasal dari berbagai sumber, seperti beban kerja yang berlebihan, perilaku siswa yang menantang, tekanan administratif, serta ekspektasi tinggi dari orang tua dan masyarakat. Tanpa pengelolaan yang baik, stres ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik guru, yang pada gilirannya mempengaruhi kualitas pengajaran.

Guru harus mampu mengelola stres dan emosinya dengan baik agar lebih efektif dalam mengajar, lebih sabar dalam menghadapi siswa, dan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif.

Dampak stres yang tidak terkelola pada guru dapat menyebabkan berbagai masalah, antara lain:

  • Kondisi kelelahan fisik dan emosional yang ekstrem akibat tekanan kerja yang berkepanjangan.(Burnout). Guru yang mengalami burnout mungkin menunjukkan penurunan motivasi, kinerja, dan tidak puas pada hasil kerja.
  • Masalah kesehatan mental akibat stres kronis dapat memicu gangguan seperti depresi dan kecemasan, yang berdampak negatif pada kesejahteraan guru secara keseluruhan.
  • Menurunnya kualitas pembelajaran Guru yang stres mungkin kesulitan fokus, kurang sabar, dan kurang inovatif dalam metode pengajaran, yang dapat menghambat proses belajar siswa.

Kiat Manajemen Stres dan Emosi untuk Guru

Baca juga: Percakapan Dua Hati

Untuk menjaga kesehatan mental dan memastikan kualitas pengajaran tetap optimal, guru dapat menerapkan beberapa strategi manajemen stres berikut:

1. Perbanyak berdoa kepada Tuhan agar memberikan kesabaran dalam mengemban Amanah sebagai guru yang harus medidik karakter dan mengembangkan potensi siswa dalam bidang akademik maupun nonakademik,

2. Menerapkan pola hidup sehat. Pola hidup sehat itu dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan memastikan istirahat yang cukup dapat meningkatkan ketahanan fisik dan mental terhadap stres,

3. Pengaturan waktu yang efektif dan efisien. Guru harus pandai mengatur jadwal dengan baik, menetapkan prioritas, dan menghindari penundaan tugas agar dapat mengurangi tekanan akibat beban kerja yang menumpuk,

4. Lakukan relaksasi dan lakukan healing. Relaksasi dengan melakukan aktivitas seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi ketegangan otot. Semua itu dapat merelaksasi jasmani dan rohani guru. Guru juga harus menyempatkan waktu untuk healing agar setiap syaraf otak yang kencang menjadi kendur dan refresh kembali,

5. Guru hendaknya menciptakan interaksi positif dengan rekan kerja, keluarga, atau komunitas profesional yang dapat memberikan dukungan emosional dan perspektif baru dalam menghadapi tantangan.

6. Meningkatkan pengembangan diri dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan atau workshop tentang manajemen stres dan pengembangan kompetensi dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan dalam menghadapi situasi sulit,

7. Carilah dukungan dari lingkungan kerja dan instansi dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan.

Baca juga: Ketika Ambu Tiada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun