Kau datang saat senja mulai meredup
Saat rembulan hadir dengan sinarnya yang suram
Langkahmu membawa desiran angin malam
Namun hatiku tetap tenang, meski diam-diam tenggelam
Kita duduk di bawah langit yang memudar
Berbicara tentang bintang yang samar
Namun di hatiku ada jarak yang tak tergapai
Cinta ini bagai bayang-bayang, tak akan sampai
Aku tahu ada dinding tak terlihat
Menghalangi tangan yang ingin saling mengikat
Kau dan aku hanya pejalan yang berhenti sejenak
Dalam perjalanan hidup yang tak pernah serempak
Kau, tersenyum seolah dunia tak berjarak
Namun matamu menyimpan rahasia yang pelik
Aku tahu, cinta ini hanyalah ilusi
Sebuah cerita indah yang tak pernah menjadi pasti
Setiap kata yang terucap membekas dalam
Namun kenyataan selalu membuat hati kelam
Kita bagai dua kutub yang saling memandang
Namun tak pernah bisa bersatu dalam satu ruang
Aku memandangmu dengan harap yang terkikis
Tahu bahwa takdir takkan pernah berbisik manis
Cinta ini hanyalah nyala api yang perlahan meredup
Menghangatkan sesaat, lalu hilang dalam gelap
Dalam sepi, aku menulis namamu di udara
Namun angin segera menghapusnya tanpa sisa
Seperti itulah cinta kita, indah tapi tak nyata
Hanya angan yang terbang, tak pernah bersama
Kau hadir sebagai puisi yang tak pernah usai
Membawa kata-kata yang bergetar di ujung lidah
Namun aku tahu, di ujung jalan ini
perpisahan menanti dalam sepi
Kini kau pergi, membawa setengah hatiku
meninggalkan jejak yang tak pernah terhapus waktu
Cinta ini mungkin tak akan pernah tercipta
Namun kenanganmu akan tetap hidup selamanya
Kita adalah kisah yang tak pernah selesai
Dua hati yang mengarungi arus takdir yang berlawanan
Meski cinta ini tak pernah menyatu dalam nyata
Dalam bayang-bayang, kau tetap jadi segalanya