Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Empat Manfaat Sekolah Menciptakan Kenyamanan Siswa ABK

25 November 2024   20:24 Diperbarui: 26 November 2024   07:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Guru Nasional tahun 2024 ini mengusung tema "Guru Hebat, Indonesia Kuat." Tema ini diusung sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap peran penting guru dalam pendidikan. Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, bukan berarti tidak memiliki jasa. Justru sebaliknya guru memberikan jasa yang tak terhingga besarnya bagi pendidikan di negeri ini.

Diterima atau tidak guru memiliki tugas dan fungsi yang cukup berat untuk dilaksanakan.Tupoksi guru meliputi berbagai tanggung jawab dan peran yang sangat penting dalam menciptakan proses pendidikan yang efektif dan bermakna bagi siswa. Tugas pokok guru adalah mengajar, membimbing, menilai, serta mengelola kelas, sementara fungsi guru mencakup pengajaran, pembimbingan, penilaian, dan pembinaan karakter.

Tupoksi ini tidak hanya ditujukan bagi para siswa yang regular dan normal, tetapi juga untuk para siswa berkebutuhan khusus yang ada di sekolah. Dalam Undang -- Undang Nomor 20 tahun 2003, bab IV pasal 5 ayat 1, bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Selanjutnya pada ayat 2 dinyatakan, bahwa warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial berhak mendapatkan pendidikan.

Untuk melaksanakan UU tersebut pemerintah menunjuk sekolah inklusif yang dapat menerima para siswa yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan istimewa atau yang biasa dikenal anak berkebutuhan khusus (ABK).

Sebagai seorang guru, saya ingin menyampaikan beberapa harapan dalam artikel-artikel yang akan saya tulis yang berkaitan dengan kenyamanan belajar di sekolah untuk para siswa ABK.

Pengertian pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK)

Di bawah ini terdapat rujukan tentang pengertian pendidikan inklusif dan anak berkebutuhan khusus:

  • Sunardi dan Sunarto (2016) mendefinisikan ABK sebagai anak-anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus karena mereka memiliki kelainan atau perbedaan dari anak-anak lain dalam hal fisik, mental, intelektual, sosial, atau emosional. Kelainan ini dapat berupa gangguan sensorik, motorik, atau kognitif yang mempengaruhi proses pembelajaran mereka.
  • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia menyatakan bahwa pendidikan bagi ABK diberikan untuk membantu mereka mengatasi keterbatasan agar dapat berpartisipasi dalam pendidikan yang setara dengan anak lainnya.
  • Masdiana, S.Pd. (2018) dalam bukunya Pendidikan Inklusif: Sebuah Pengantar menekankan bahwa ABK memerlukan layanan pendidikan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan individu mereka untuk memastikan proses belajar mengajar yang efektif dan inklusif.
  • Hallahan dan Kauffman (2006) menjelaskan bahwa ABK adalah anak-anak dengan karakteristik khusus yang membuat mereka memerlukan layanan pendidikan tambahan agar dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Secara umum pendidikan inklusif adalah   salah satu program dari kebijakan pemerintah untuk memberikan pelayanaan bagi anak berkebutuhan khusus untuk menempuh pendidikan  reguler seperti anak-anak normal lainnya.

Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif mempunyai kewajiban untuk  memberikan layanan yang optimal bagi perkembangan peserta didik sesuai dengan potensi, kondisi, dan karakteristiknya.Sekolah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi siswa ABK untuk mengoptimalkan potensi mereka. Artikel ini akan membahas masalah-masalah berikut dalam beberapa artikel yang berkaitan dengan upaya untuk menciptakan kenyamanan bagi siswa ABK.

Masalah-masalah yang akan dibahas adalah:

  • Manfaat kenyamanan bagi para ABK.
  • Faktor-faktor pendukung terciptanya kenyamanan bagi siswa ABK.
  • Upaya sekolah dalam menciptakan kenyamanan bagi siswa ABK.
  • Tantangan yang dihadapi dalam menciptakan kenyamanan bagi siswa ABK.

Siswa dengan kebutuhan khusus para ABK merupakan kelompok yang memiliki tantangan berbeda dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, istilah ABK merujuk pada siswa yang memiliki keterbatasan fisik, mental, atau sensorik yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar secara konvensional.

Menurut data yang ada, jumlah siswa ABK di Indonesia semakin meningkat, baik di sekolah reguler maupun sekolah luar biasa (SLB). Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan nyaman bagi siswa ABK agar mereka dapat belajar secara maksimal dan merasa diterima. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah masih mengalami kesulitan dalam mengakomodasi kebutuhan khusus siswa ABK.

Menciptakan kenyamanan bagi siswa ABK di sekolah memiliki berbagai manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa ABK

Kepercayaan diri merupakan hal pokok yang harus dimiliki seorang siswa khususnya mereka yang berkebutuhan khusus untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan kondisi, dan karakteristik yang dimilikinya. Ketika siswa ABK merasa diterima dan didukung, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam mengikuti proses belajar. Kepercayaan diri yang tinggi akan membantu mereka mengembangkan potensi diri dan memotivasi mereka untuk belajar lebih giat.

  • Mendorong Pembelajaran yang Lebih Efektif

Lingkungan yang nyaman dan ramah bagi siswa ABK akan memfasilitasi proses belajar yang lebih efektif. Siswa akan lebih fokus dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena mereka tidak merasa terpinggirkan atau tidak dimengerti.

  • Menciptakan Kesetaraan dalam Pendidikan

Sekolah yang mampu menyediakan kenyamanan bagi siswa ABK akan menciptakan kesetaraan pendidikan, di mana semua siswa, tanpa memandang kondisi fisik atau mental, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

  • Membangun Toleransi dan Empati

 Sekolah yang inklusif dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan empatik. Siswa non-ABK akan belajar untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan, yang akan memperkuat nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan dapat mendorong empati dan simpati para siswa reguler untuk bisa membantu para siswa ABK dalam mengembangkan potensi dan menciptakan kenyamanan dalam berinteraksi dengan semua peserta didik dan warga sekolah.

Kenyamanan di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar manfaatnya, baik dari segi pendidikan maupun perkembangan sosial emosional mereka. Dengan lingkungan yang inklusif dan mendukung, ABK dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal, merasa dihargai, dan terhindar dari perasaan terisolasi.

Menurut Masdiana (2018), kenyamanan di sekolah juga memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih efektif, karena ABK dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar tanpa rasa takut atau terhambat oleh ketidakmampuan fisik maupun kognitif mereka. Sunardi dan Sunarto (2016) juga menambahkan bahwa lingkungan yang aman dan nyaman memungkinkan ABK untuk berinteraksi dengan teman sebaya, yang berperan penting dalam pengembangan keterampilan sosial mereka.

Lebih jauh lagi, kenyamanan ini berkontribusi pada peningkatan motivasi belajar dan rasa percaya diri ABK, yang pada gilirannya mendukung pencapaian akademis mereka secara optimal. Sehingga, menciptakan kenyamanan bagi ABK bukan hanya memenuhi kebutuhan dasar mereka, tetapi juga menjadi kunci untuk mencapai pendidikan yang adil dan setara bagi semua anak.

Bahan referensi:

  • BRIN (2023). Pendidikan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas. Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jakarta.
  •  Masdiana, S.Pd. (2018). Pendidikan Inklusif: Sebuah Pengantar. Penerbit Andi, Yogyakarta.
  • Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus: Teori dan Praktik. Remaja Rosdakarya, Bandung.
  • Sunardi & Sunarto. (2016). Strategi Pembelajaran di Sekolah Inklusi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
  • Tim Pendidikan Inklusif. (2020). Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
  • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun