Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Empat Manfaat Sekolah Menciptakan Kenyamanan Siswa ABK

25 November 2024   20:24 Diperbarui: 26 November 2024   07:14 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan di Sekolah Inklusif. Sumber:https://www.kajianpustaka.com/2021/

Menurut data yang ada, jumlah siswa ABK di Indonesia semakin meningkat, baik di sekolah reguler maupun sekolah luar biasa (SLB). Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan nyaman bagi siswa ABK agar mereka dapat belajar secara maksimal dan merasa diterima. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah masih mengalami kesulitan dalam mengakomodasi kebutuhan khusus siswa ABK.

Menciptakan kenyamanan bagi siswa ABK di sekolah memiliki berbagai manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa ABK

Kepercayaan diri merupakan hal pokok yang harus dimiliki seorang siswa khususnya mereka yang berkebutuhan khusus untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan kondisi, dan karakteristik yang dimilikinya. Ketika siswa ABK merasa diterima dan didukung, mereka akan merasa lebih percaya diri dalam mengikuti proses belajar. Kepercayaan diri yang tinggi akan membantu mereka mengembangkan potensi diri dan memotivasi mereka untuk belajar lebih giat.

  • Mendorong Pembelajaran yang Lebih Efektif

Lingkungan yang nyaman dan ramah bagi siswa ABK akan memfasilitasi proses belajar yang lebih efektif. Siswa akan lebih fokus dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, karena mereka tidak merasa terpinggirkan atau tidak dimengerti.

  • Menciptakan Kesetaraan dalam Pendidikan

Sekolah yang mampu menyediakan kenyamanan bagi siswa ABK akan menciptakan kesetaraan pendidikan, di mana semua siswa, tanpa memandang kondisi fisik atau mental, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

  • Membangun Toleransi dan Empati

 Sekolah yang inklusif dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan empatik. Siswa non-ABK akan belajar untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan, yang akan memperkuat nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan dapat mendorong empati dan simpati para siswa reguler untuk bisa membantu para siswa ABK dalam mengembangkan potensi dan menciptakan kenyamanan dalam berinteraksi dengan semua peserta didik dan warga sekolah.

Kenyamanan di sekolah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) sangat besar manfaatnya, baik dari segi pendidikan maupun perkembangan sosial emosional mereka. Dengan lingkungan yang inklusif dan mendukung, ABK dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal, merasa dihargai, dan terhindar dari perasaan terisolasi.

Menurut Masdiana (2018), kenyamanan di sekolah juga memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih efektif, karena ABK dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar tanpa rasa takut atau terhambat oleh ketidakmampuan fisik maupun kognitif mereka. Sunardi dan Sunarto (2016) juga menambahkan bahwa lingkungan yang aman dan nyaman memungkinkan ABK untuk berinteraksi dengan teman sebaya, yang berperan penting dalam pengembangan keterampilan sosial mereka.

Lebih jauh lagi, kenyamanan ini berkontribusi pada peningkatan motivasi belajar dan rasa percaya diri ABK, yang pada gilirannya mendukung pencapaian akademis mereka secara optimal. Sehingga, menciptakan kenyamanan bagi ABK bukan hanya memenuhi kebutuhan dasar mereka, tetapi juga menjadi kunci untuk mencapai pendidikan yang adil dan setara bagi semua anak.

Bahan referensi:

  • BRIN (2023). Pendidikan Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas. Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jakarta.
  •  Masdiana, S.Pd. (2018). Pendidikan Inklusif: Sebuah Pengantar. Penerbit Andi, Yogyakarta.
  • Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus: Teori dan Praktik. Remaja Rosdakarya, Bandung.
  • Sunardi & Sunarto. (2016). Strategi Pembelajaran di Sekolah Inklusi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
  • Tim Pendidikan Inklusif. (2020). Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi. Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
  • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun