Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Legenda Kisah Dua Maestro Kompasiana: Elegi Cinta Sejati

16 September 2024   19:39 Diperbarui: 17 September 2024   07:19 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Tati, Bunda Rose, Ayah Tjipta, Ayah Thamrin dan Aku Input sumber gambar dokumen pribadi

Saya sangat kagum kepada kedua maestro ini. Semangat menulisnya terus bertahan di usia mereka yang tak muda lagi.. Tidak hanya di blog, Kompasiana saja Ayah Tjipta  dan Bunda Roselina menulis. Beberapa buku sudah diterbitkan. Bunda Roselina dan Ayah Tjipta sudah membuktikan bahwa usia tidak menghalangi mereka untuk terus menulis.

  • Kesetiaan cinta yang selalu bersemi dalam kehidupan mereka.

Tahun 2025 nanti merupakan hari yang sangat penting dalam perjalanan cinta Ayah Tjipta dan Bunda Roselina. Pernikahan mereka yang sudah berjalan selama 60 tahun menunjukkan kekuatan cinta keduanya. Cinta dan kasih sayang keduanya juga diberikan kepada seluruh keluarga seperti tulisan Bunda Roselina berjudul: Memaknai Arti: Family Is The First yang tayang di Kompasiana. Dalam tulisan tersebut Bunda  menceritakan momen kebersamaan saat merayakan ulang tahun menantunya. Baginya momen bersama keluarga merupakan hal yang sangat penting.

  • Empati dan kepedulian sesama tanpa mengenal perbedaan.

Kompetensi sosial yang sangat tinggi kepada siapa pun yang tergambar dalam keramahan di setiap tutur dan tindakan mereka. Ayah Tjipta pernah mengulas tulisan yang terbit pada tanggal 24 bulan Juli 2024 tentang panggilan para kompasianer kepada beliau dan isteri. Ada yang memanggil Opa, Oma, ada yang memanggil Bapak, Ibu. Saya sendiri selalu memanggil keduanya dengan panggilan ayah dan bunda. Hal itu pasti ada alasan. Jika kedua orang tua saya masih ada, mungkin usianya sama karena tahun kelahiran tidak jauh berbeda. Sosok orang tua yang selalu menyayangi dan menasihati terlihat dari tulisan-tulisan mereka. Dan yang paling penting nasihat-nasihat itu tidak menggurui pembaca karena mereka menyampaikan pengalaman-pengalaman sendiri.

  • Rasa cinta tanah air yang tinggi

Para pembaca karya-karya Ayah Tjipta dan Bunda Roselina pasti tahu jika keduanya kini tinggal di Australia bersama putra-putri mereka. Namun, semua itu tidak menghilangkan kecintaan mereka kepada negeri Indonesia. Beberapa tulisan di Kompasiana menceritakan tentang kesempatan ikut serta merayakan ulang tahun kemerdekaan di Australia.

Saya bersyukur karena memiliki kesempatan untuk menyampaikan tulisan tentang Ayah Tjiptadinata Efendi dan Bunda Roselina. Bagi saya mereka berdua bukan hanya penulis hebat, tetapi juga sebagai inspirator bagi semua orang yang bersedia berbagi pengalaman buat semua pembaca tentang makna kehidupan. Terima kasih Ayah Tjiptadinata dan Bunda Roselina.

Selamat hari jadi pernikahan, Ayah, Bunda
Enam dekade cinta terpatri tak tergoyah
mengarungi samudra yang menentang badai bersama
Meniti jejak  hingga waktu tak lagi berjarak

Doa mengalun dalam senandung malam,
Semoga cinta kalian abadi dalam cahaya,
Menyinari sisa perjalanan yang tersisa,
Mengukir kenangan indah hingga senja terakhir

Referensi:

Efendi, Tjiptadinata.2024."Kebencian Akan Menghancurkan Hidup Kita"

Cibadak, 24 Agustus 2024

Artikel ini dimuat juga di YPTD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun