Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Satire "Negeri Di Balik Tirai"

6 Agustus 2024   12:16 Diperbarui: 6 Agustus 2024   12:32 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dokumen pribadi

Negeriku luas membentang dari Barat ke Timur, Utara dan Selatan
Ribuan kisah terlukis di angkasa raya
tentang asa, rasa, dan cita-cita
tentang suka, cita, duka dan nestapa
dari anak-anak negeri pemilik mimpi

Rakyat merintih dalam sunyi.
Saat mereka tak tahu lagi arti bahagia
Di  gedung-gedung mengangkasa
Mereka  bersekongkol dalam sepi

Berbisik tentang pembangunan megah,
mengurai janji-janji indah
Namun, di bawah meja hitam
harta diraup tanpa henti.

Korupsi adalah pesta para petinggi
Mereka hadir di ruang-ruang tersembunyi.
dengan diam-diam menerima upeti
berkedok topeng kesucian yang membohongi.

Langit  berwarna kelam kelabu,
Menyaksikan ketidakadilan  merajalela.
Rakyat kecil meratapi duka
Sementara mereka bahagia di atas derita

Pejabat tinggi berdasi rapi,
Berdiri di atas podium,
bersilat lidah mengumbar kata
di balik layar, mimpi rakyat dirampas paksa

Anak-anak mengikat perut menahan lapar
Ibu-ibu memeras keringat tanpa henti.
Sementara mereka tersenyum berseri
Menghitung tumpukan pundi- pundi

Mereka berkata tentang sejahtera
Faktanya hanya ada ambisi pribadi
Kebijakan yang dibuat hanya untuk diri
Rakyat ditinggalkan dalam nestapa

Rakyat kecil berbaris dalam antrian
Mengais rejeki untuk mengisi hari
Sementara mereka terlena di dalam kemegahan
Nasib rakyat tiada dipedulikan

Pembangunan tiada merata
Proyek besar tanpa manfaat nyata.
Hanya untuk unjuk kerja nyata
Rakyat tetap terhimpit dalam derita.

Mereka berkata tentang kemakmuran
Saatnya rakyat bangkit dari keterpurukan,
Menggenggam kebenaran dengan teguh.
Korupsi adalah musuh kemanusiaan
Mari kita lawan dengan keberanian penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun