Di bumi nan gemah ripah loh jinawi
hamparan sawah hijau laksana permadani alam
Menjanjikan panen berlimpah, lumbung padi yang meruah
menghadirkan kehidupan rakyat nan bahagia
Satire menghadirkan hidup dalam dunia maya
Kini sawah menjelma hutan beton Â
gedung-gedung pencakar langit, simbol kesombongan Â
Vila-vila megah terhampar luas, simbol keangkuhan Â
Di balik gemerlap tersembunyi kisah kehidupan
Rakyat hidup penuh kepiluan
Negeri Ironinya menyimpan seribu mimpi
tentang kedamaian milik semua penduduk negeri
tentang kesejahteraan menjadi sebuah fakta
tentang keadilan yang tak berpihak
tentang pendidikan bukan lagi milik orang kaya
tentang kebahagiaan bukan hanya angan semata
Kini semua menjadi absurd
Hitam telah berubah putih
Merah menjadi kuning, biru bak pelangi
Atau semua berubah menjadi abu-abu
Samar, membingungkan tak tentu
Harga pangan melambung tinggi Â
rakyat jelata berharap, menanti tak pasti
pekerjaan bagaikan mimpi para Gen-Z
Kolam korupsi menganga lebar
menelan harta rakyat tanpa rasa enggan
Pendidikan tinggi semakin melangit
Semua bisa apa?
Apakah cukup menanti belas kasihan penguasa?
Berharap iba lewat kartu-kartu tak bernyawa
Lalu semua ini salah siapa?
Jawabnya bukan ada pada rumput yang bergoyang
Entah aku pun tak tahu jawabnya
Cibadak, 18 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H