Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Si Pitung, Kaum Urban dan Rencana Pindahnya IKN Menyelimuti Jakarta

22 Juni 2023   19:41 Diperbarui: 22 Juni 2023   19:44 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://indonesiabaik.id/infografis/5-alasan-pindah-ibu-kota-negara

Kota Jakarta penuh dengan lembar-lembar kisah perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda hingga saat ini. Jakarta berdiri pada tanggal 22 Juni 1527. Penetapan itu berdasarkan saat terjadi penaklukan Sunda Kelapa oleh Fatahillah dan pasukannya. Nama Jakarta sendiri mengalami perubahan beberapa kali. Pertama berdiri digunakan nama Sunda Kelapa lalu diganti menjadi Jayakarta, kemudian berganti menjadi Batavia barulah pada tanggal 8 Agustus 1942 Jepang datang ke Batavia dan mengganti namanya menjadi Jakarta Tokubetsi Shi. Sejak tahun 1945 Jakarta dijadikan pusat pemerintahan Indonesia

Banyak kisah sejarah yang melatarbelakangi perjuangan rakyat Jakarta dari tahun ke tahun. Salah satunya kisah perjuangan Si Pitung yang melegenda dan sangat dikenal masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Sejarawan Belanda Margreet vanTill dalam In Search of Si Pitung: The History of Indonesian Legend, mengatakan bahwa sosok dan kisah perjuangan Si Pitung ini memang benar adanya dan bukan mitos.

Si Pitung bernama asli Ahmad Nitikusumah adalah anak laki-laki dari pasangan Pinah dan Piung asal Kampung Rawa Belong, Jakarta, dengan karakter pemberani. Dia menguasai ilmu silat yang diperoleh saat dia berguru ke pondok pesantren yang dipimpin oleh Haji Naipin. Awalnya kepandaiannya digunakan untuk hal- hal baik, teteapi sejak kejadian perampokan yang menimpa keluarganya, Si Pitung sakit hati dan berubah menjadi perampok. Target rampokannya adalah rumah para tuan tanah dan rumah- rumah warga Belanda dan non pribumi. Hasil jarahannya itu dibagikan kepada warga miskin. Si Pitung adalah Robin Hoodnya Betawi. Aksi Si Pitung ini terjadi pada tahun 1892-1893. Perjuangan Si Pitung yang melawan pemerintahan Belanda dan para pribumi yang berkhianat kepada bangsanya sendiri, memberikan semangat kepada rakyat Betawi untuk terus memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia saat itu dari tangan penjajah Belanda.

Selain sejarah Si  Pitung, sudah pasti Jakarta memberikan kisah perjuangan saat Indonesia akan merdeka. Beberapa pejuang kemerdekaan dengan aksi heroik menyiapkan pembacaan teks Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur oleh duet Proklamator Ir. Sukarno dan Mohamad Hatta.

  • Jakarta Harapan Masa Depan Kaum Urban

Jakarta ditetapkan secara de jure menjadi ibu kota Indonesia adalah dengan Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1961 dan diperkuat lagi dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1964. Perkembangan Jakarta sebagai ibu kota negara sangat pesat dan memberikan harapan baru bagi kaum urban yang mengadu nasib di ibu kota negara ini.

Berdasarkan data yang dikutip detik.com "Berdasarkan data Disdukcapil DKI Jakarta, pada 26-28 April 2023, total pendatang baru yang telah tercatat sebanyak 865 orang, dengan rincian 848 orang migrasi permanen dan 17 orang migrasi non-permanen," kata Budi dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2023). Data tersebut menunjukkan bahwa Jakarta masih dianggap daerah yang menjadi tujuan utama para kaum urban meskipun pemerintah sudah mengembangkan program pembangunan di daerah- daerah secara merata.

Setiap masa mudik lebaran jumlah kaum urban di Jakarta semakin bertambah.

https://indonesiabaik.id/infografis/5-alasan-pindah-ibu-kota-negara
https://indonesiabaik.id/infografis/5-alasan-pindah-ibu-kota-negara
  • Apakah yang terjadi ketika IKN berpindah ke Kalimantan Timur?

Dalam tulisan ini mungkin saya sedikit berandai-andai karena sejatinya ibu kota negara Indonesia sampai saat ini tetap berada di DKI Jakarta. Kalimantan Timur adalah daerah yang akan dijadikan IKN baru dengan nama Nusantara. Biasanya setiap ada tugas pendidikan latihan yang bertempat di Jakarta, saya akan mudah menuju ke sana karena menggunakan transportasi darat. Waktu yang dibutuhkan pun tidak terlalu lama. Lalu bagaimana bila IKN berpindah tempat dan saya ditugaskan ke ibu kota Nusantara? Transportasi udara menjadi satu-satunya pilihan dan waktu yang dibutuhkan tentu saja cukup lama.

Kemudian ada satu pertanyaan lagi apakah akan terjadi urbanisasi besar-besaran khususnya bagi mereka yang menjadi PNS yang kebetulan kantornya pun ikut pindah ke IKN? Penduduk IKN Nusantara diperkirakan 1, 6 juta jiwa dan 200 ribu diantaranya adalah ASN/PNS. Penduduk dari sektor swasta pun akan ikut berpindah. Diperkirakan jumlah penduduk di pulau Jawa yang tadinya berjumlah 56% dari seluruh penduduk Indonesia akan berkurang. Lalu akankah masalah urbanisasi akan kembali terulang dengan banyaknya penduduk di pulau Kalimantan Timur yang akan mengadu nasib dan menuai harapan di ibu kota baru tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun