Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Inspiratif: Doa Pengemis Tua

9 April 2023   12:48 Diperbarui: 9 April 2023   12:57 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com/hot/r

Siang itu Pak Ramdan akan pergi ke sebuah mal bersama kedua anak dan isterinya. Mereka berencana akan membeli pakaian dan kebutuhan untuk lebaran nanti. Pak Ramdan baru saja mendapatkan informasi jika THR dari kantornya sudah masuk rekeningnya.

"Pa, nanti aku mau membeli pakaian yang bagus ya. Sepatuku juga sudah usang." ujar Zania puteri sulungnya.

"Sepatumu baru dibeli dua bulan lalu, bukan?" tanya Bu Hani sambil tersenyum," Mending tidak usah membeli lagi."

"Ah ... Mama. Aku sudah bosan dengan sepatu itu," rajuk Zania sambil cemberut.

"Iya ... boleh. Kalian boleh membeli apa pun yang kalian butuhkan." jawab Pak Ramdan. Zania tersenyum kembali sambil memeluk papanya dari belakang.

"Awas! Papa sedang menyetir, Zania!" Bu Hani mengingat puterinya.

"Hilwa, kok diam saja? Apa yang akan kamu beli nanti?" tanya Pak Ramdan kepada puteri bungsunya yang sejak tadi hanya diam dan melihat tingkah kakaknya.

"Aku tidak akan membeli apa-apa, Pa. Bajuku masih bagus-bagus. Sepatuku juga baru dibelikan Mama dua bulan lalu." Jawaban Hilwa membuat Pak Ramdan tercenung.

Karakter kedua puterinya memang sangat bertolak belakang. Zania, puteri sulungnya memiliki karakter yang keras. Setiap keinginannya harus segera dipenuhi. Zania lebih periang dan cerewet.

Berbeda dengan Hilwa yang selalu memikirkan apa kebutuhannya bukan benda-benda yang diinginkannya. Puteri kecilnya ini sangat bijaksana, kalem dan lembut. Hilwa lebih pandai dalam bidang akademik dibandingkan Zania.

Apa pun perbedaan yang mereka miliki tak akan mengganggu kasih sayang yang diberikan oleh Pak Ramdan dan isterinya. Mereka adalah buah hati yang harus disayang dan dididik dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun