Biduk telah lama berlayar
mengarungi samudera kehidupan
melintas waktu yang tak tahu bila
entah kapan menepi di dermaga akhir
Beribu cerita terukir di dinding hati
Kisah suka duka silih berganti
menjalani iradah illahi Rabbi
memaknai setiap takdir tiada henti
Badai yang menghantam bertubi-tubi
terus melajukan perahu menentang ombak
goresan asa dan cita-cita yang memenuhi dada
melambung di angkasa raya
Perahu ini kerap terhempas karang
nyaris karam lalu tenggelam
Sang Maha Kasih datang menjelang
memberikan hidup lepas dari kelam
Nikmat mana lagi yang kau dustakan
baluran cinta dari Sang Penguasa
mengiringi langkah-langkah kaki
menepis badai tiada henti
Ku mengharap kebahagiaan menjelma nyata
menghapus lara dan air mata bersama doa
zikir memohon ampunan atas segala dosa
memohon pinta asa kelak menjadi nyata
Cibadak, 31 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H