Beratnya hampir 4,2 saat lahir. Pantas saja aku mengalami kesulitan untuk mengeluarkannya. Aku melahirkan Bimo di klinik bersalin di desa. Aku hampir tak dapat bertahan karena sudah mengeluarkan darah banyak sedangkan bayi belum bisa keluar.Â
Akhirnya aku dibawa ke rumah sakit PKU di kota. Karena bayi terlalu besar,dokter mengambil tindakan vacum. Alhamdulillah, Bimo lahir tanpa tindakan operasi. Kebahagiaan kami lengkap sudah . Aku sempat kaget juga saat bayi kecilku disimpan di perutku.Â
Sebuah keajaiban besar bagiku meski aku melihat kepala anakku seperti kepala lele. Alhamdulillahnya lagi di desaku ada seorang paraji yang bisa memperbaiki bentuk kepala anakku seperti biasa lagi.
Empat tahun setelah melahirkan Bimo, aku hamil lagi. Dan bahagianya hati kami saat dokter mengatakan bahwa bayi yang sedang kukandung berjenis kelamin perempuan. Lengkap sudah keluarga kami kelak. Keluargaku memang melaksanakan program dari pemerintah Keluarga Berencana. Cukup dua anak saja.Â
" Maaf, Bu. Tujuan ibu kemana? " tanya supir taksi membuyarkan lamunan. O, ya aku tadi belum memberitahu kemana tujuanku. Aku jadi tersenyum malu.
"Ke Supermall ya, Pak," jawabku menahan malu.
Mobil melaju pelan menuju Supermall. Aku mampir sekalian untuk membeli beberapa kebutuhan dapur yang habis. Aku melihat banyak orang yang berlalu lalang di pertokoan. Mungkin karena awal bulan, tidak hanya toko sembako saja yang ramai, tap juga toko pakaian dan toko perhiasan pun penuh didatangi pembeli.
Aku turun tepat di pintu masuk supermall. Setelah membayar taksi, aku segera melenggang ke arah toko. Sebelum membeli beberapa kebutuhan dapur, aku mampir untuk membeli minuman di salah satu cafe dekat pintu masuk.Â
Aku memesan jus mangga tanpa gula kesukaanku. Beberapa  pengunjung  masuk dan membawa anak-anak. Aku melihat seorang anak perempuan lucu. Rambutnya berkucir dua. Aku mengira umurnya mungkin sekitar lima tahunan.
"Hm...mungkin seumuran dengan Nadia," desahku dalam hati.
Aku kembali mengingat kisah kelahiran Nadia. Nadia lahir dengan tindakan operasi Caesar. Waktu itu usia kandunganku sudah hampir sepuluh bulan. Aku ingat waktu itu hari Jumat. Aku pergi ke dokter Andrian , dokter kandungan yang biasa memeriksaku. Suamiku ikut mengantarku saat itu.