Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Ajal Menjemput

4 Juni 2022   12:01 Diperbarui: 4 Juni 2022   12:25 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Berapakah jarak antara hidup dan mati, sayangku?
Satu helaan napas, terhempas, terkulai lemas
semesta menyambut jiwa yang meregang
tak ada yang tahu berapa lagikah waktu tersisa
saat malaikat Izrail melambaikan tangan, menyapa


angin tetap berhembus menyapa jagat raya
Kala nyawa pelan-pelan meninggalkan raga
mentari menyisakan bias tanda duka lara
tak lagi tersisa jejak kaki menapak bumi
tiada lagi kicau burung menyapa pagi, semua gelap sunyi

Cerita hidup hanya menjadi catatan sejarah
meninggalkan beraneka kisah dan harta benda
Ketika ajal menjemput di pelataran
Tak ada lagi tempat untuk bersembunyi
Lalu bekal apa yang akan dibawa untuk perjalanan panjang itu?


Raga terbungkam tanpa kata
Ruang sempit bikin tak leluasa
Kemanakah jiwa akan pergi ke tujuan?
Akankah menyimpang ke pelataran
atau terus meniti ke titian panjang nan abadi

Berapakah jarak antara hidup dan mati?
Hanya satu helaan napas dan denyut nadi terhenti
Tak ada yang dapat menghindari dan berlari
Karena kematian adalah suatu yang pasti

Cibadak, 3 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun