Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bagaimana Upaya agar Hidup Tidak Besar Pasak daripada Tiang?

30 Mei 2022   18:25 Diperbarui: 31 Mei 2022   08:46 2422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengatur keuangan keluarga agar tak besar pasar daripada tiang. Sumber: iStock via Kompas.com

Setiap rumah tangga pasti tak lepas dari urusan keuangan yang digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari kebutuhan untuk sandang, pangan, papan, pendidikan maupun kesehatan.

Pengaturan keuangan keluarga ini bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang dapat menentukan keuangan keluarga itu dikelola dengan baik atau tidak. Faktor pertama adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh suami atau kepala keluarga dan penghasilan yang didapat dari isteri, yang bekerja. Biasanya jumlah penghasilan yang kecil akan menyulitkan seseorang dalam mengatur keuangan dalam keluarganya.

Faktor kedua adalah jumlah anggota keluarga yang ikut menentukan mudah atau sulitnya seseorang dalam mengelola keuangan keluarganya. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan maka akan semakin besar jumlah pengeluaran.

Faktor kedua adalah kejujurandan keterbukaan dari suami dan isteri. Kejujuran ini mengurangi peluang para suami untuk berbohong kepada isterinya tentang jumlah nominal gaji yang diterimanya setiap bulan. Sikap terbuka pun sangat dibutuhkan agar setiap kebutuhan itu dibicarakan bersama pasangan. Jangan sampai ada amplop pengganti uang gaji agar isteri di rumah tidak mengetahui jumlah gaji yang diterima suaminya.

Pada umumnya yang bertugas mengelola keuangan keluarga adalah isteri. Isteri dianggap mampu untuk mengelola keuangan karena lebih teliti dan lebih hemat.

Biasanya setiap tanggal 20 setiap bulannya, para ibu sudah mulai melihat dompet untuk memeriksa uang mereka. Mereka juga akan menghitung apakah uang yang tersisa akan mencukupi hingga saat gajian tiba.

Bagi para ibu yang memiliki kemampuan mengelola keuangan, jumlah uang tidak menjadi tolak ukur utama dalam pengelolaan keuangan keluarga. Namun, para ibu yang tidak memiliki kemampuan mengelola keuangan keluarga, jumlah uang yang besar pun akan terasa kurang.

Bila ada kesalahan pengelolaan keuangan yang salah, pasti akan ada kekacauan dan dapat berujung pertengkaran. Dampak yang lebih buruk lagi adalah akan menciptakan hutang. Oleh karena itu suami atau isteri harus memiliki ilmu tentang mengelola keuangan keluarga dan tentu saja komitmen yang kuat di antara keduanya.

Sumber: superyou.co.id/
Sumber: superyou.co.id/

Nah, inilah hal-hal yang harus diperhatikan saat kita mengelola keuangan keluarga.

  • Hitunglah jumlah pemasukan yang ada dalam keluarga. Gaji suami dan gaji isteri bisa disatukan jika keduanya sepakat untuk mengelola keuangan bersama.
  • Catatlah segala kebutuhan seluruh anggota keluarga. Berilah pemahaman kepada seluruh anggota yang mana kebutuhan yang mana keinginan. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan seseorang untuk kesejahteraan hidup. Berbeda dengan keinginan. Keinginan adalah segala sesuatu yang diinginkan. Kata butuh dan ingin tentu saja memiliki kadar urgenitas yang sangat berbeda. 
  • Kebutuhan ada pada skala tertinggi dan harus segera dipenuhi. Jika tidak dipenuhi, seseorang akan mengalami sesuatu yang buruk, contoh: Adik membutuhkan sepatu baru karena sepatu yang lama sudah rusak. Jika adik tidak dibelikan sepatu baru, adik tidak bisa pergi ke sekolah.
  • Sedangkan keinginan tingkatannya ada dibawah kebutuhan dan jika tidak dipenuhi pun tidak akan berdampak buruk pada seseorang, contoh: Kakak ingin membeli tas baru, walaupun tas yang lama masih bagus. Nah, jika kakak tidak dibelikan tas baru, tidak akan ada dampak yang buruk.
  • Tentukan prioritas kebutuhan-kebutuhan mulai dari sangat dibutuhkan, dibutuhkan, kurang dibutuhkan. Bicarakan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang perlu segera dipenuhi dan biaya yang harus dikeluarkan.
  • Buatlah RABRT (Rencana Anggaran Belanja Rumah Tangga). RABRT ini dibuat secara detail atau rinci. Jalankan RABRT ini secara konsisten dan sesuai dengan komitmen yang dibuat.
  • Berilah barang-barang yang dibutuhkan sesuai dengan dana yang dimiliki. Jangan sekali-kali membeli barang-barang kebutuhan utama dengan mengutamakan branded. Carilah bahan yang harganya standar dan murah harganya.
  • Alokasikan dana untuk tabungan meskipun sedikit. Tabungan ini dapat dipakai untuk mencadangkan dana pendidikan anak-anak. Bentuk tabungan bisa dibicarakan bersama. 
  • Siapkan dana darurat setiap bulannya. Jika dana darurat itu tidak terpakai, bisa dijadikan tabungan.
  • lakukan audit bersama suami. Evaluasi RABRT-nya sebagai acuan untuk bulan berikutnya.
  • Hindari memiliki hutang. Kalau pun terpaksa perhatikan persentase hutang tidak melebihi jumlah pendapatan. Hindari 'gali lubang tutup lubang'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun