Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Topeng Bab 2 Curahan Hati

8 Maret 2022   14:43 Diperbarui: 8 Maret 2022   15:17 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Topeng. sumber: behance.net

 "Kamu mau pergi kemana, Dik?" tanya mbak Arini yang muncul dari arah kamar.

"Cie... cie... Om mau wakuncar ya?" ledek Dinda yang duduk di samping Mas Bambang.

"Wakuncar? Emang kamu sudah mendapatkan pacar di sini? Secepat itu? Padahal kamu baru tiga hari ada di kota ini?" pertanyaan Mbak Arini beruntun laksana senjata AK.

"Doakan saja, ya," jawab Arman pendek sambil mengambil kunci mobil di atas bupet dan berlalu. Dia tak mempedulikan godaan Mbak Arini dan Dinda.

Suasana jalan tampak ramai. Mungkin malam Minggu ini orang-orang banyak berjalan-jalan dan refreshing setelah satu minggu bekerja.

Di taman kota, beberapa pasangan sedang bercakap-cakap sambil menikmati jajanan yang dijual di gerobak-gerobak. Ada pula atraksi sulap yang dipenuhi oleh anak-anak.
Arman mengarahkan mobilnya ke arah utara, daerah pesisir yang ditujunya. Sambil mengingat-ingat kembali jalan menuju rumah Centini. Terus terang dia agak lupa karena banyak yang berubah di daerah sini. Beberapa gedung megah berdiri di samping kanan kiri jalan.Dia masih ingat rumah Centini berada di jalan kecil. Ciri-cirinya sebelah kiri jalan ada kantor kelurahan. Dia terus mengamati namun rumah yang dicarinya tak ditemukan. Arman menyerah dan memutuskan untuk menelepon Centini.

"Ada Bank BRI di sebelah kanan, Man. Nah sebelah BRI itulah rumahku," jelas Centini.

Arman kembali mencari rumah yang dimaksud. Akhirnya dia menemukan rumah itu. Arman agak ragu-ragu karena rumah itu sangat megah. Di depannya ada pendopo luas dan rumahnya cukup besar. Bukankah dahulu rumah Centini terletak di dalam gang dan tidak terlalu luas.

Arman menghentikan mobilnya tepat di pinggir pintu gerbang rumah. Arman turun dan menanyakan tentang penghuni rumah itu kepada satpam yang sedang berjaga di pos jaga.

"Selamat malam, Pak. Saya mau nanya apakah ini rumah Centini?" tanyanya kepada salah seorang satpam dengan sopan.

"Ya betul. Bapak siapa? Apa tujuan menemui Bu Centini? Sudah membuat janji?" selidik satpam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun