Diksi sangat penting dalam senandika. Penulis harus memiliki kemampuan untuk memilh diksi yang sesuai dengan kondisi hatinya. Tapi jangan pula terlalu berlebihan
Contoh: Sang mentari mengiringi langkahku senja ini. Aku berjalan dengan gontai.
Penggunaan diksi tidak perlu berlebihan agar pembaca memahami maksud dari informasi yang akan disampaikan.
Jangan berbelit-belit
Maksud dari jangan berbelit-belit adalah hindari penggunaan kata yang sama dalam paragraf senandika yang kita buat. Kita bisa menggantinya dengan mencari sinonim dari kata tersebut.
Contoh: Perempuan yang duduk di sampingmu telah menghancurkan asa yang sempat hadir. Dia sangat serasi duduk bersanding denganmu.
Penggunaan kata perempuan di kalimat pertama diganti dengan kata dia di kalimat ke dua.
Contoh senandika
Senandika 1
Cinta Terlarang
Perjalanan waktu telah mengantarkan kita dalam kisah yang sangat panjang dan rumit. Â Skenario Sang Maha Pencipta yang akhirnya mengubur asa yang tercipta. Aku berpikir kebersamaan selama hampir dua tahun saat itu memberikan rasa yang berbeda dalam hatimu. Keceriaan yang kerap hadir dan dendang lagu yang kerap kita nyanyikan , memberikan makna lain.
Kebersamaan selama dua tahun itu ternyata tak bermakna apa-apa untukmu. Aku bagai pungguk merindukan bulan. Aku mengharapkan sesuatu yang tak dapat kuraih. Kau hanya menganggapku sebagai seorang sahabat. Aku terluka namun harus ku terima.
Kini, dua tiga tahun telah berlalu. Pertemuan yang terjadi antara kita satu bulan lalu mampu memberikan kejutan untukku. Kau mengatakan sesuatu yang tak kuduga. Kau katakan fakta yang tak dapat kupahami. Dulu kau sangat menyayangiku namun kau tak berani karena perbedaan status. Rasa itu tak dapat kau ganti. Kesendirianmu adalah bukti tentang rasa sayang yang hadir di hatimu.