Menyambut sang juara penuh suka cita
mengharumkan bangsa itu sudah biasa
Dan tak perlu jadi banyak cerita
Di negeri seribu pecundang
Pesta pora dan eporia  tercipta
Sorak Sorai menggema
Demi menyambut mantan pendusta
Di negeri seribu pencundang
Kebenaran kerap menjadi angan semata
Putih jadi hitam, hitam berubah putih
bahkan bisa jadi merah dan kelabu
Cinta kasih sesama hanya jadi goresan kisah
Kedamaian hanya jadi sebuah  elegi
Sejahtera hanya buat pemilik pundi-pundi
Si kaya makin jumawa, si miskin semakin merana
Di negeri seribu pecundang
Banyak yang saling menyikut dan menghasut
Demi ambisi, gengsi dan isi perut
Demi mengais harta yang tak terbilang
Di sini cicak bisa jadi biawak
Kutu busuk mengubah diri jadi kupu-kupu
Reinkarnasi menipu hati nurani
Menyakiti jutaan sanubari
Di negeri seribu pecundang
Adalah surga buat para durjana
Melenggang penuh tawa ha...ha...ha...
Tanpa sadar menggoreskan luka
Ketika dosa menjadi biasa
ketika nurani tak lagi bicara
ketika keadilan hanya bualan belaka
lalu hidup itu untuk apa?
Cibadak, 7 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H