Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis, pembelajar, senang berbagi ilmu

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wanita Indonesia Jangan Lupakan Kodratmu

9 April 2021   11:11 Diperbarui: 9 April 2021   14:02 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

2. Wanita Janganlah Lupa Akan Kodratmu 

Wanita di dalam agama adalah makhluk yang sangat dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Berbagai agama pun saya yakin memuliakan kedudukan wanita.

Wanita memiliki multi peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan dengan sepenuh hati . Peran wanita tersebut adalah :

  • Sebagai ibu dari anak-anaknya. Kodrat yang diberikah Allah kepada wanita adalah   melahirkan generasi berikutnya dari rahimnya. Sebagai seorang ibu tentu saja memiliki tugas yang berat dan utama, yaitu mendidik anak-anaknya dengan akhlakul karimah, memberikan keteladanan sikap positif kepada anak-anaknya, menstimulasi tumbuh kembang anak, memberikan kasih sayang dan perlindungan dan menyiapkan segala kebutuhan keluarga. . Pengembangan karakter seorang anak terletak pada . Pendidikan dan bimbingan yang diberikan oleh seorang ibu. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.Sebagai wanita yang hidup di zaman milenial tentu saja akan menghadapi berbagai tantangan dalam mendidik anak-anaknya. Pengaruh teknologi dan  pengaruh lingkungan menjadi tantangan tersendiri buat ibu-ibu dewasa ini sehingga mereka harus juga mengikuti perkembangan zaman. Kemampuan tersebut digunakan sebagai pengawasan buat anak-anak.Seorang ibu juga harus menjadi sahabat anak-anak yang dapat hadir saat anak membutuhkannya. Ibu juga menjadi tempat curhatan anak-anak jika mereka menemukan masalah.  Ibu harus menyiapkan waktu yang cukup untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Jangan sampai kesibukan di luar rumah membuat ibu tidak mempunyai waktu yang cukup untuk anak-anaknya. Pendidikan anak-anak diserahkan kepada asisten rumah tangga yang tidak memiliki ikatan batin dengan anak-anak. Sering seorang anak menjadi korban broken home karena orang tuanya sibuk di luar dengan alasan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.
  • Sebagai seorang isteri. Seorang wanita pun memiliki tugas sebagai seorang isteri dari laki-laki yang menikahinya. Tugas utama seorang isteri tentu saja memberikan ketaatannya kepada suami, menjaga kehormatan suami dan menjaga harta benda yang dimiliki.Dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, suami adalah  pemimpin keluarga dan pengambil keputusan. Peran istri     menjadi penasihat dan teman bertukar pikiran yang akan mempengaruhi sebuah keputusan terbaik untuk kelangsungan rumah tangga yang harmonis.
  • Sebagai anak dari seorang ibu. Wanita juga memiliki tanggung jawab kepada kedua orang tuanya. Kewajiban berbakti kepada kedua orang tua (khususnya ibu) sama besarnya dengan kewajibannya kepada suaminya. Kewajiban merawat ibu yang sudah uzur menjadi bakti utama yang juga harus dilakukan seorang wanita. Dewasa ini banyak yang menyimpan orang tua mereka ke panti jompo padahal kewajiban merawat orang tua juga harus dilakukan tentu saja harus mendapatkan izin suami. Bukankah surge ada di telapak kaki ibu?
  • Sebagai anggota masyarakat. Seorang wanita juga merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat. Wanita bisa memberikan sumbangsihnya bagi perkembangan sosial masyarakat di sekitarnya. Kompetensi yang dimiliki seorang wanita dapat memberikan sumbangsih tersendiri bagi perkembangan lingkungannya, misalnya kompetensi membuat kerajinan tangan. Kemampuan itu dapat diberikan kepada kaum wanita lainnya sehingga tingkat kesejateraan mereka dapat terbantu.
    Jadi sudah jelas jika kaum wanita memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan keluarga, masyarakat dan negara, Peranan tersebut harus dapat dijalankan dengan baik dan seimbang.
    Banyak pula kaum wanita yang bekerja demi membantu keuangan keluarga. Hal tersebut sah-sah saja. Namun harus tetap diingat jika kewajiban mencari nafkah terletak pada suami. Wanita yang bekerja sifatnya hanya membantu. Jadi berkarier boleh saja namun tetap   harus menempatkan tugas utama di atas tugas-tugas lain. Kembalikan wanita dalam peran dan tugas yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun