Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peranan Orang Tua dalam Menangkal Radikalisme

1 April 2021   19:51 Diperbarui: 2 April 2021   09:01 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari ini Indonesia dikejutkan oleh aksi teror. Pertama, bom bunuh diri yang terjadi di Katedral Makasar pada tanggal 28 Maret 2021 pagi. Kedua, peristiwa penyerangan mabes POLRI Jakarta, Rabu 31 Maret 2021. Pelaku dari dua peristiwa nota benenya adalah kaum milenial yang tersesat ke arah rakidalisme.

Pertanyaan yang muncul: Apakah radikalisme? Mengapa kaum milenial begitu rentan terpengaruh oleh paham-paham radikalisme tersebut?

Menurut KBBI, radikalisme memiliki tiga arti. Pertama, radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik, kedua, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, dan ketiga, radikalisme adalah sikap ekstrem dalam aliran politik.

Radikalisme adalah suatu paham ekstrem yang menginginkan suatu perubahan yang sangat cepat tanpa melihat hukum negara , hukum agama maupun hukum sosial.

Ada beberapa faktor para kaum muda ini mudah terpengaruh paham radikalisme:

  • Generasi muda adalah generasi yang masih rentan secara psikologis. Mereka masih mencari jati diri. Biasanya mereka lebih mudah dijadikan objek doktrin dari pihak-pihak yang menganut paham radikalisme. Terlebih lagi kaum milenial ini masih memiliki semangat  serta idealisme yang tinggi.
  • Para kaum muda masih memiliki ilmu agama yang sedikit. Mereka tidak paham apakah doktrin-doktrin yang mereka baca dan dengar secara hukum agama benar atau tidak.
  • Kekecewaan pada lingkungan keluarga atau pun lingkungan sekitar mereka, membuat para kaum muda ini mencari bentuk pelarian. Mereka menjadi sasaran kelompok-kelompok radikalisme dengan memberikan berbagai kebutuhan.
  • Kemajuan teknologi komunikasi memberikan peluang kepada kaum muda untuk mengakses berbagai informasi termasuk paham-paham radikalisme.
  • Kurangnya perhatian yang diberikan orang tua menambah kondisi para kaum milenial mudah dipengaruhi.

Faktor-faktor tersebut yang membuat para generasi muda melakukan tindakan-tindakan radikalisme.

Pemerintah harus mencari cara agar radikalisme tersebut tidak berkembang di Indonesia khususnya di kaum milenial.. Nilai-nilai Pancasila dan nilai- nilai agama harus diperkuat kembali lewat jalur pendidikan.

Pendidikan harus memberikan kemampuan generasi muda untuk berpikir kritis. Mereka tidak mudah menerima informasi atau doktrin-doktrin dengan begitu saja. Pemikiran yang kritis tersebut memberikan kemampuan para generasi muda untuk menyaring informasi dengan benar. Mereka dapat menyaring mana informasi hoaks dan faktual.

Yang lebih penting lagi adalah peranan orang tua dalam membina karakter positif bagi anak-anaknya. Keluarga adalah pilar utama bagi anak dalam memahami prinsip-prinsip kehidupan. Hal-hal yang harus diperhatikan para orang tua jika anak-anaknya sudah tumbuh remaja :

  • Berilah pendidikan agama yang baik dan benar. Ilmu agama yang diberikan harus menyeluruh dan jangan sepenggal-sepenggal agar para generasi mudah dapat memahami secara menyeluruh pula. Iman yang kuat akan memberikan benteng yang kuat pula dalam menangkal paham-paham radikalisme. Kaum muda akan memiliki kemampuan untuk menyaring mana tindakan yang benar dan mana tindakan yang salah.
  • Amati perkembangan psikologis anak. Perubahan sikap yang dialami oleh anak-anak harus menjadi perhatian utama. Sikap yang harus diwaspadai adalah anak yang kurang baik dalam kompetensi sosialnya. Dia selalu mengurung diri di kamar. Jarang berkomunikasi dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya.
  • Anak remaja membutuhkan tempat untuk curhat. Orang tua harus mau menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Jangan pernah menghakimi tapi berilah pertimbangan-pertimbangan dengan argumen yang dapat diterima anak. Ciptakan suasana diskusi yang menyenangkan.
  • Jadikan keluarga sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Hal tersebut bertujuan agar anak tidak mencari keamanan dan kenyamanan di tempat lain.
  • Tumbuhkan semangat cinta tanah air dan nasionalisme .
  • Berilah keteladanan sikap positif dari orang tua agar anak-anak dapat menemukan model karakter positif.
  • Awasi penggunaan laptop, smartphone, gawai yang menggunakan  internet. Anak-anak sangat mudah mengakses situs-situs yang mengandung paham radikalisme. 

Keluarga adalah tempat di mana anak-anak mencari jawaban-jawaban dari permasalahan yang ditemukan mereka. Jadikan keluarga tempat untuk berbagi, dan saling memberikan kasih sayang. Semoga anak-anak kita dijauhkan dari paham-paham radikalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun