Mohon tunggu...
nina widia anjani
nina widia anjani Mohon Tunggu... Freelancer - Sedang belajar menulis

Masyarakat biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Kebudayaan "Ppali Ppali" dari Korea Selatan

16 Maret 2020   01:31 Diperbarui: 16 Maret 2020   02:18 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau di indonesia khusunya jawa tengah terkenal dengan slogan "alon-alon asal kelakon" yang berarti "pelan-pelan asal selamat" semboyan ini berlawanan dengan budayaa masyarakat korea selatan yaitu ppali-ppali atau dalam bahasa indonesia yang berarti cepat-cepat.

Pada awalnya ditahun 1950 terjadi perang saudara antara korea selatan dengan korea utara yang dikarenakan korea selatan menganut paham liberalisme dan  korea utara menganut paham komunisme .  Pada saat itu orang korea selatan yang tidak rajin atau lelet akan dicambuk seperti kuda.

Dari kejadian tersebut kabiasaan itu terus di terapkan hingga sekarang. Dunia kerja contohnya, didalam dunia kerja di negara yang terkenal sebagai pencetak boyband dan girlband, ketika bos sudah mengatakan ppali-ppali itu artinya semua karyawan harus bergegas menyelesaikan tugasnya.

Tidak hanya didalam dunia kerja, budaya ppali-ppali  juga diterapkan oleh orang korea dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mampu mengubah korea selatan yang masyarakatnya awal mulanya bekerja sebagai petani mampu berubah dengan cepat menjadi pekerja kantoran. Hal ini biasanya dijumpai pada negara-negara maju.

Jangan heran jika kamu sedang berkunjung ke negara yang terkenal dengan ginseng merah tersebut banyak orang yang berjalan dengan cepat, makan dengan cepat, bahkan sampai koneksi internetnya masuk dalam urutan dengan negara internet tercepat.

Dikutip dari wikipedia negara yang terkenal dengan kimchinya tersebut akibat dari kebiasaan ppali-pplai  negara Korea Selatan memimpin dalam bidang  semikonduktor memori, monitor layar datar,telepon genggam, ban, serat sintetis, otomotif, dan baja.

Bagaimana bisa Korea Selatan yang awal mulanya menjadi negara termisin setelah Ghanna menjadi negara yang mampu menghasilkan barang-barang itu semua karena hal itulah  Korea selatan dapat berada diperingkat ke tiga puluh enam dalam ditingkat pengangguran.

" karena di korea tidak ada sumber daya alam, jadi satu-satunya cara untuk menigkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan cara bekerja lebih cepat agar bisa bersaing dengan negara lainnya." Ujar Jang Hansol youtuber asal korea yang suscribernya sudah mencapai 800.000 itu.

Namun, budaya tersebut tidak sedikit juga menuai kritikan dari beberapa masyarakat di negara lain. Banyak yang menilai kebudayaan tersebut tidak mementingkan ketelitian.

Contohnya Nadia ia berpendapat bahwa ketelitian lebih penting, karena nanti kalau terlalu cepet-cepet ternyata hasilnya tidak bagus atau salah karena ingin cepat selesai yang mengakibatkan kerja menjadi dua kali.

Bagaiaman tertarik untuk mencoba kebudayaan ppali-ppali? Selain itu juga banyak budaya korea selatan yang bisa kita tiru diantaranya mencintai produk dalam negeri, budaya mengantre sejak kecil, mempunyai etos kerja yang tinggi, sangat menghargai waktu, mencintai budaya sendiri, dan disiplin dan masih banyak lagi kebiasaan- kebiasaan dari masyarakat korea selatan yang dapat kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun