Dari Wawancara tersebut orang Thionghoa susah bergaul dengan orang-orang etnis Bugis Makassar meskipun itu tidak terjadi untuk semua etnis Tionghoa yang ada di pasar bacan Makassar.
2. Religi: orang Bugis Makassar hampir semuanya menganut agama Islam sedangkan orang Thionghoa sebagian besar mennganut kepercayaan Konghucu dan Kristen serta menetap sebagai warga asli Makassar. Namun dengan perbedaan yang ada tidak menimbulkan pertikaian antara penduduk pendatang dan local. Sangat jarang terjadi pertikaian yang serius. Berikut adalah hasil wawancara salah penulis jurnal dengan salah seorang informan
"Dengan adanya pedagang dari etnis Tionghoa kita ini orang Bugis Makassar diterima ji meskipun beda agama ka tidak bisaki larang orang ka sama-sama Ki cari uang na mereka baek-baek semuaji sama kita, sama biasa juga suka jaki bicara sama-sama.
Dengan adanya etnis Tionghoa yang datang ke Makassar serta banyak yang menjadi pedagang membuat Etnis Bugis Makassar yang awalnya tidak terbiasa dengan pedagang seperti pedagang Thionghoa yang menjual daging babi tetapi dengan kedatangan mereka membuat pasar ramai serta membuat etnis Tionghoa berbelanja di pasar tersebut. Kedua etnis tersebut dapat saling bertukar informasi.
Permasalahan yang kadang muncul diantara kedua etnis yang berbeda sering kali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan antar kedua budaya. Lingkungan yang baru memberi pengaruh komunikasi antara kedua etnis yang berbeda ini. Dengan memahami tentang budaya baru akan mempermudah kita dalam melakukan komunikasi dan hal itu dapat membuat peserta masing-masing saling memberikan feedback. Kesalahpahaman akan muncul ketika kita tidak memahami pengetahuan tentang lingkungannya sendiri dan itu akan menjadi penghambat proses komunikasi antara etnis tersebut.
Solusi
Bersikap terbuka dengan perbedaan yang ada terhadap orang-orang Thionghoa begitupun juga dengan orang-orang etnis Bugis Makassar. Dan yang paling utama adalah menghargai perbedaan kepercayaan, nilai, juga sikap perilaku yang mereka anut. Bersimpati dalam berkomunikasi kita harus dapat memposisikan diri kita pada posisi yang akan menghargai perbedaan budaya dengan kita. Hal lain yang dapat kita lakukan adalah memberikan orang Thionghoa pengetahuan mengenai kebudayaan Etnis Bugis Makassar tentang bagaimana budayanya, bahasanya serta kebiasaannya. Senantiasa memberikan pujian untuk apa yang mereka lakukan selama mempelajari budaya kita dengan melakukan hal tersebut akan membuat mereka merasa nyaman dan akan selalu bersikap positif. Memberikan dukungan terhadap terhadap komunikasi dan tindakan dengan etnis Tionghoa dengan tidak menilai negatif untuk segala apa yang telah dicapainya. Kita tidak dapat menutup mata mengenai keberagaman budaya yang ada di sekitar lingkungan kita. Jika ingin muda berkomunikasi dengan Budaya lain maka pahamilah budanya. Akan tetapi sebelum memahami budaya lain terlebih dahulu pahamilah budaya kita sendiri.
Penutup
Etnis Bugis Makassar dan etnis Tionghoa merupakan dua kebudayaan yang sangat jauh berbeda. Masing-masing budaya tersebut jika ingin melakukan komunikasi yang baik maka harus saling memahami budaya satu sama lain. Menerima setiap perbedaan yang ada. Mampu beradaptasi dengan lingkungan yang akan menjadi tempat menetap kita. Perbedaan yang ada bukan menjadi penghambat dalam bahasa menjalin hubungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H