Mohon tunggu...
NINA HUSNA
NINA HUSNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Wacana pada Novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana

4 Mei 2023   10:11 Diperbarui: 4 Mei 2023   10:24 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumhttps://kineruku.com/store/layar-terkembang-st-takdir-alisjahbana/ ber gambar

Novel layar berkembang ini merupakan Sebuah cerita roman tulisan Sutan Takdir Alisjahbana. Ceritanya melukiskan perjuangan wanita Indonesia beserta cita-citanya.

Novel Layar Terkembang merupakan karya paling fenomenal dari Sutan Takdir Alisjahbana. Teeuw (1980) menganggap bahwa Layar Terkembang merupakan karya penting ketiga di antara roman-roman sebelum perang. Sampai saat ini, penikmat sastra tidak pernah habis membahas novel tersebut. Layar Terkembang pertama kali terbit tahun 1936 oleh penerbit Balai Pustaka. Sejak saat itu sampai dengan saat ini apresiasi dan tanggapan terhadap novel Layar Terkembang terus bermunculan dari kalangan sastrawan dan akademisi

Layar Terkembang berkisah tentang dua gadis bersaudara, Tuti dan Maria. Tuti adalah seorang guru yang bekerja dengan sungguh-sungguh sedangkan Maria adalah seorang gadis periang dan lincah. Sebagai gadis yang tergolong kaum muda, Tuti aktif pula dalam pergerakan perempuan. Ia merasa berkewajiban untuk membela kedudukan perempuan di mata laki-laki. Selain itu, ia pun berjuang melawan hatinya yang tidak lepas dari sifat perempuan yang memimpikan suami dan menjadi seorang ibu. Kedua gadis tersebut berkenalan dengan Yusuf, seorang mahasiswa kedokteran. Meskipun Yusuf pada mulanya tertarik kepada Tuti, akhirnya ia menjadi kekasih Maria. Kematian Maria yang disebabkan oleh penyakit TBC terasa terlalu dipaksakan sehingga terlihat hanya ingin mempertemukan cinta Yusuf dengan Tuti.

Novel Layar Terkembang menceritakan tentang perjuangan dan kegigihan wanita Indonesia dalam menggapai cita-citanya. Novel ini banyak memperkenalkan masalah-masalah para wanita Indonesia dengan benturan-benturan budaya baru menuju pemikiran moderen. Hak-hak wanita yang diremehkan oleh budaya modern dengan kesetaraan gender banyak diungkapkan dalam novel ini dan menjadi sisi perjuangannya seperti berwawasan luas dan mandiri.

Keterlibatan sastra Alisjahbana tampaknya tidak dianggap sebagai gangguan bagi pemerintah Belanda saat itu. Ia memang melihat adanya ketidakberesan dalam masyarakat, terutama menyangkut kedudukan perempuan. Dalam anggapannya, segala sifat perempuan menjadi layu karena didikan masyarakat dan orang tua yang semata-mata mementingkan pernikahan. Laki-laki harus melepaskan kekuasaannya atas perempuan yang telah berabad-abad dipertahankannya. Gagasan Tuti memaksa pembaca berpikir tentang liberalisme, di samping mengingatkan pembaca pada percikan pikiran Sitti Noerbaja. Dengan demikian, Layar Terkembang menunjukkan bahwa keterlibatan sastrawan tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan penerbit, di samping membuktikan bahwa sastrawan sudah sejak tahun 1930-an meyakini kemutlakan keterlibatan sastra. Dalam hal ini, Alisjahbana tampaknya tidak bimbang oleh ideologi tertentu, setidak-tidak tidak diatur oleh organisasi yang didasarkan pada ideologi tertentu. Ia yakin bahwa sastra harus menyuarakan semangat hidup untuk membangun masa depan

Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis pandangan dunia pengarang novel Layar Terkembang dapat dianalisis melalui aspek: 1) tema cerita, 2) perbedaan watak tokoh Tuti dan Maria, dan 3) permasalahan pandangan masyarakat priyayi dan kaum berpendidikan dalam menjalankah ibadah dan aturan keagamaan. Sementara itu, harapan dan cita-cita pengarang tentang pembangunan bagi Indonesia baru dimulai dari bersatunya tokoh Yusuf dan Tuti. Kedua tokoh pemuda inilah yang pada akhirnya yang memenuhi harapan pengarangnya Sutan Takdir Alisjahbana untuk mengisi pembangunan bagi Indonesia baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun