Mohon tunggu...
Nina Andy
Nina Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati dan menulis yang menarik hati

wiraswasta perpajakan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rupiah Melemah, Dibutuhkan Dukungan kepada Pemerintah, Kerja Sama Pelaku Bisnis, dan Media Sosial

6 September 2018   22:50 Diperbarui: 6 September 2018   23:09 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun televisi yang bertajuk bahu membahu topang rupiah bersama menkeu Sri Mulyani, penjelasan demi penjelasan secara akuntable sudah beliau sampaikan dimana semua segmen elemen ekonomi dan policy diperlukan. 

Semua sektor perekonomian Indonesia harus bersama-sama maju bergerak cepat dengan semua perhitungan yang tepat. Kerjasama pemerintah dengan dunia usaha dalam hal ini pelaku bisnis sangat diperlukan, karena policy yang diambil oleh pemerintah pasti akan berdampak pada mereka. Jangan sampai policy tersebut akan menjadi blunder dan mematikan usaha mereka. 

Bagi para pengusaha/ pelaku bisnis agar dapat menyesuaikan, saling bahu membahu dalam menopang semua policy yang dikeluarkan. Untuk itu dibutuhkan suatu ketepatan dan keputusan "cerdas" dalam mengambil langkah, termasuk mungkin mereschedule atas pinjaman keuangannya.

Untuk menjawab kekuatiran-kekuatiran, dilema-dilema saat ini dan gejolak yang mungkin timbul di masyarakat, pemerintah diharapkan mampu memberikan rasa tenang dan secure, memberi wawasan, mengedukasi masyarakat dan generasi muda dengan menggandeng asosiasi-asosiasi, para pebisnis, pengusaha-pengusaha muda, anak-anak muda dari ekonomi kreatif  dengan memanfaatkan teknologi digital, media sosial sebagai sumber informasi serta penjelasan-penjelasan yang mudah dimengerti dan masuk akal perlu disampaikan, bahwa krisis saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal salah satunya akibat perang dagang antara Amerika dengan Tiongkok, krisis moneter di Negara penghasil minyak Venezuela sehingga berdampak dengan sistim perekonomian di Indonesia.

Karena tidak semua masyarakat Indonesia mempunyai tingkat intelektual yang sama dan kemampuan berpikir yang setara, apalagi bila dikaitkan dengan suhu politik saat ini. Banyak kejadian maupun perilaku konyol yang kadang tidak sadar dilakukan oleh beberapa orang, maupun para pemimpin, bisa dimaklumi karena kemampuan berpikir atau mindset setiap orang berbeda.

Juga jangan sampai karena kepentingan yang dipolitisir, justru kerjasama yang diharapkan dari semua elemen masyarakat malah ada yang "menggembosi" dan "mengail ikan di air keruh" dalam menata perbaikan perekonomian Indonesia menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Mari kita semua berpikir bahwa apa yang bisa kita berikan kepada Negara saat ini, kelak akan dinikmati juga oleh anak cucu kita nanti.

Kita beri mereka warisan yang akan mensejahterakan hidup mereka kelak,  meskipun saat ini mungkin kita sebagai pengkritisi atau trouble maker bagi pemerintah, siapa tahu diantara mereka kelak justru  ada yang menjadi ahli sehingga memberi kontribusi dan sumbangsih yang  berguna bagi nusa dan bangsa.   

Mari kita saling bergandengan tangan, berpikiran cerdas, cerdik dan berhati tulus dalam menghadapi situasi krisis keuangan global.

Karena kesejahteraan Bangsa dan Negara adalah juga kesejahteraan kita sebagai masyarakat yang tinggal di Negara ini (nn918).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun