Lima kecamatan di Kabupaten Indramayu, lebih tepatnya yang berada di dekat sungai Cimanuk terendam banjir, yaitu Kecamatan Indramayu, Lohbener, Sindang, Cantigi, dan Pasekan. Banjir tersebut diketahui mulai meluas sejak Senin (08/04/19) dini hari.
Seperti yang disampaikan Bupati Indramayu, Supendi, yang mengatakan bahwa penyebab banjir itu adalah akibat dari ketidakmerataan pengaliran debit air dari Bendung Rentang Majalengka.Â
Akibat dari banjir itu banyak warga yang mengungsi ke posko-posko yang dibuat di beberapa titik oleh para relawan. Seperti posko BAGANA (Barisan Ansor Serba Guna Tanggap Bencana) dan posko pengungsian Balai Desa Plumbon.
Selain para ralawan, Organisasi Mahasiswa Daerah dari wilayah III yang berada di DKI Jakarta, Â yang meliputi Himpunan Mahasiswa Cirebon Jakarta Raya (HIMA-CITA), Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kuningan (IPPMK), Keluarga Mahasiswa Majalengka (KEMKA JAYA), dan Persatuan Mahasiswa Indramayu (PERMAI AYU) melakukan aksi solidaritas korban banjir di Ciputat, Tangerang Selatan, pada Rabu (10/04/19).
Yang mana hasil dari aksi penggalangan dana tersebut akan di alokasikan untuk korban banjir di Indramayu, seperti yang dikatakan oleh Ahmad Damanhuri selaku Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Indramayu (PERMAI AYU) DKI Jakarta, yang disampaikannya melalui pesan WhatsApp.
Aksi tersebut juga sebagai wujud nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Sebagaimana yang tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Karena mereka yang berasal dari masyarakat akan kembali pada masyarakat dan pada hakikatnya, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya dan lingkungannya. Harapan masing-masing mahasiswa yang ikut dalam aksi solidaritas secara garis besar, yaitu bisa meringankan beban masyarakat Indramayu yang terkena dampak dari bencana banjir tersebut.Â
Voltaire, seorang penulis dan filsuf Prancis pernah berkata, bahwa ia tahu tidak ada orang-orang hebat kecuali mereka yang memiliki pengabdian besar pada kemanusiaan.
Aksi solidaritas korban banjir yang diadakan oleh aktivis mahasiswa tersebut juga sebagai bentuk persatuan dari banyaknya perbedaan. Seperti asal daerah, asal organisasi, dan pemikiran. Mungkin juga perbedaan dalam hal perpolitikan ketika mereka berada di luar, apalagi pesta besar politik Indonesia sudah berada di depan mata. Namun, semua perbedaan begitu saja hilang ketika tangan mereka telah memegang rasa kemanusiaan.Â