Jaja adalah teman lamanya, dari dulu hingga sekarang. Jaja masih bermain dengan Jajang. Meskipun Jajang bodoh, Jaja nggak peduli dengan hal tersebut. Dia tetap menganggap Jajang itu adalah teman, bahkan sahabat. Kini akhirnya mereka sudah memutuskan, untuk berjuang bersama - Â bersama.
Lalu mereka sampai di kosannya, dan merapihkan kamar barunya, walaupun pertama kali  meraka melakukan hal ini, tapi mereka yakin, kalau mereka itu bisa mencapai impiannya.
Keesokan harinya..... Di dalam kosan
"Lu yakin mau jadi seniman?" tanya Jaja
"Gak tau deh, labil gua nih," Ucap Jajang.
"Kok labil?, gimana sih, terus lu kemarin ngomongnya mau jadi seniman, "Ucap Jaja dengan muka sedikit kesal.
"Kata Ayah gua, gua suruh ngerjain aja dulu hobi gua atau yang gua sukain. nggak yakin sih, youtube gua aja subscribenya masih segitu aja, gak ada perubahan sama sekali. Yang subscribe cuman tiga, itu juga, Ayah gua, Mamah gua , dan account kedua gua, " Ucap Jajang dengan muka sedih.
"Yaudah jalanin aja dulu, ikutin aja apa kata Orang tua mah. Kalau youtube lu selalu segitu aja, berarti lu harus bikin yang beda, kata lu nggak ada perubahan, nah berarti lu harus ngerubahin youtubenya. Soalnya nggak lu ubah, bakalan segitu aja. Ngomong - ngomong subscribe lu  nambah jadi 4, tadi pagi gua subscribe," Ucap jaja.
"Iya sih! benar banget omongan lu, seharusnya gua gak begini, gua harus membuat lembar cerita baru, "Ucap Jajang.
"Nah semangat, kita buktikan kalau kita bisa," Ucap Jaja dengan muka yang semangat.
Pada akhirnya, Jajang ingin membuka lembaran baru hidupnya, meskipun dia antara yakin, dan tidak yakin. Disisi lain ada jaja yang membantunya...