"Terus mau jadi pemain bola?," Tanya Ayahnya.
"Gak mau deh,takut kesamber petir. Hehehe," jawab Jajang dengan raut wajah yang ragu.
"Yaudah terserah kamu deh.. Hobi kamu memangnya apa?, dan kamu lagi senang mengerjakan apa?" Tanya Ayah.
"Hobi sih suka buat video, lagi senang juga gambar, menulis, mengedit, dan berakting," jawab Jajang.
"Nah kenapa kamu nggak mencari lewat hobi kamu aja! Atau nggak yang kamu senang kerjakan," Ucap Ayahnya dengan wajah bahagia.
"Bener juga Yah, terima kasih Ayah, nanti Jajang bakal usahakan deh," Ucap Jajang dengan raut muka yang ceria.
"Kamu pasti Bisa nak, sekarang Ayah, dan Mamah tidak memaksakan kamu lagi, semangat," Ucap Ayahnya.
"Ya, kamu pasti bisa, jangan lupa doa, jangan usaha doang tapi gak doa," Ucap Mamahnya.
"Pastinya, terima kasih buat, Ayah, dan Mamah. Atas doa dan dukungannya," Ucap Jajang".
Satu minggu kemudian....
Jajang juga meminta izin untuk pergi dari rumahnya, karena Jajang ingin membuka lembaran baru untuk cerita hidupnya. Dia memilih untuk mengekos bersama temanya yan bernama Jaja, di daerah yang tidak dekat dari rumahnya.