Cahaya yang lahir dari Tatapan mata Tuhan
Nimas Ayu Baka Arum,,
mungkin aku bukanlah siapa-siapa kecuali puisi. dengan guratan padam disekujur tubuhku. aku mengenali kehidupan dengan tapak ayah ibuku, bersayap dan mimpi yang berwarna putih. begitupun,seperti biasa kulihat mereka,namun apa hak ku bertanya,tentang gugurnya kesetiaan atau takdir/ aku hanya selalu meyakini bahwa mereka........adalah huruf-huruf yang mengaji pagi-pagi.terkadang aku muntah, terkadang aku sangat sungkan apabila tak menunaikannya! tapi, siapa yang akan bertanya bahwa aku adalah anak yang merindukan seorang ayah dari sepinya yang mati. Tuhan telah banyak tahu,setinggi apa kehendakku untuk mencapainya.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer)
Saya Seorang guru, peneliti sekaligus murid dari Fakultas Kehidupan. Cita-cita jadi Pendidik dan Penulis. Kunjungi saya di http://tiraejannah.blogspot.com
Seuntai kata yang terurai-
Lepas mengalir bagai mata air-
Tak kuasa ku menahannya-
Maafkan aku-
"Bila mengusik masa itu-
Biarkan ku beralun meski
Kian lirih nadaku "