Jam 08:23 di bulan April Hari ke-27,
Daun-daun kering berguguran,matahari membuat kesetiaan dengan laut,-
dan wajahmu berdiam dimataku.
Hari-hari menjadi begitu deras,mengalir penuh cahaya,begitu juga dengan rindu dan cinta.
08:24,
Seorang ibu tua menaruh beban dipunggungnya,menabur kebaikan seperti tanaman,
Ia hanya menungu anaknya pulang dengan dahaga yang sudah terobati,di sepanjang doanya yang memanah dibawah langit_merancang kepulangannya dengan malam,dengan keringat,dengan tubuhnya yang landai,dengan airmata juga sebuah kasih.
08:25,
Ia telah datang,memasuki pagar dengan tubuhnya;sebilah.
pintu menjadi sangat tajam dan runcing,begitu menyayat memasukinya_
Ia telah datang dengan gamar remang di dada_ia telah datang...dan meninggalkan jejak duka,
halaman yang dipenuhi kitab suci dan bebrapa anjing melolong mengantarkan hari ini dengan ramah,-
Ia telah datang...Si maut dengan wajahnya yang terakhir,
Begitu cara hidup membiarkan anak manusia pergi,-
08:26,
Matahari sudah tinggi,sulit sekali mendapatkan tempat teduh,..seperti mencari sebuah nama dari sekian bahasa yang mengajariku banyak hal_termasuk memasang lukisan telanjang di ruang tamu.
Hari ini kakak perempuanku mengusap perutnya yang hamil 3 bulan,ia seperti mulai membahasakan sebuah kejadian yang tak terbilang pengorbanannya,ia ingat seorang ibu,
Ia ingin berjabat tangan dengan takdir dan melihatnya dengan penuh bahagia,tapi manusia di beri hak menerima dan berharap.
Di sini aku menatapnya tanpa merubah apapun,termasuk rambutnya yang mengibas mataku,ku biarkan..!
08:27..
Aku selesai mandi,sudah bersih
http://nimasayubakaarum.blogspot.com/2012/05/pagi-pada-sebuah-april.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H