Mohon tunggu...
nimahtun faridah
nimahtun faridah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Desa Karangsari Membangun Desa yang Toleran dan Harmonis

7 Oktober 2023   23:29 Diperbarui: 7 Oktober 2023   23:33 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gapura desa karangsari

MASYARAKAT DESA KARANGSARI MEMBANGUN DESA YANG TOLERAN DAN HARMONIS

 

Di tengah gejolaknya konflik agama yang sering terjadi di berbagai belahan dunia, penting bagi kita untuk berpikir tentang cara membangun desa yang menerapkan prinsip moderasi beragama. Salah satu desa yang berada di kabupaten pekalongan, Desa karangsari, Kec. Kulu, ini adalah salah satu desa moderasi beragama yang mana masyarakatnya memiliki keberagaman dalam menganut kepercayaan. Ada tiga penganut kepercayaan dalam masyarakat karangsari yaitu kepercayaan islam, krinten katolik dan kristen protestan.

Moderasi beragama adalah sebuah kunci untuk menciptakan keharmonisan sosial, sikap toleran dan juga keberagaman yang sehat dalam sebuah masyarakat. Kita harus mengakui bahwa keberagaman agama adalah realitas yang ada di masyarakat. Sikap toleran dan keharmonisan dalam sebuah masyarakat berperan penting dalam membangundesa moderasi beragama, sikap yang mengedepankan  nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan pemahaman tentang agama-agama yang berbeda yang dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat.

Dalam pembentukan desa moderasai beragama peran pemimpin sangatlah penting,   memiliki tanggung jawab untuk mencontohkan, menyampaikan pesan perdamaian, persaudaraan, dan juga sikap toleransi. Dalam pendekatannya untuk membentuk desa yang harmonis dan toleran,  pemimpin desa  sering mengadakan kegiatan desa seperti kerja bakti, gotong royong untuk membersihkan desa, yang diikuti oleh masyarakat desa dari yang bergama islam, kristen protestan maupun kristen katolik. Adapun kegiatan hari kemerdekaan 17 Agustus semua masyarakat banyak yang ikut berpartsispasi.

Begitupun dari segi kepercayaan kristen, pada malam satu sura mereka mengundang warga desa untuk berpartisipasi dalam bentuk slametan (sukuran) yang di adakan masyarakat kristen untuk memperingati malam satu sura.

 Masyarakat juga memiliki peran aktif dalam membangun desa moderasi beragama yang harmonis dan toleran. Kita semaua memiliki tanggung jawab untuk menghormati perbedaan dan memahami pandangan orang lain. Melalui dialog terbuka dan kerja sama antar warga, kita dapat menciptakan lingkungan yang damai dan toleran. 

Pada saat bulan ramadhan para penganut kepercayaan kristen berpartisipasi dalam pembagian takjil untuk para masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa, ini adalah sebuah bentuk menghargai para masyarakat islam yang sedang menjalankan ibadah, begitupun dalam event-event tertentu para masyarakat beragama kristen memberikan sumbangan berupa bahan-bahan pokok.

Penting membangun desa moderasi beragama yang toleran dan harmonis tidak bisa di anggap remeh. Ini adalah upaya yang membutuhkan komitmen dari seluruh masyarakat, baik dari pemimpin agama, pendidik, maupun masyarakat umum. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan desa-desa yang menjadi contoh bagi masyarakat lain dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan harmonis, meskipun kita berbeda dalam keyakinan agama kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun