Mohon tunggu...
Ni Made Wira Sri Laksmi Devi
Ni Made Wira Sri Laksmi Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Menyukai konten tentang media, film, atau hiburan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penerapan Literasi Media di Finlandia sebagai Upaya Memberantas Berita Hoaks Ditinjau dari Perspektif Aksiologi

3 Juni 2023   17:10 Diperbarui: 3 Juni 2023   17:22 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi dan informasi saat ini bagaikan pisau bermata dua yang menghadirkan dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah penyebaran isu berita hoaks di masyarakat yang dapat mengancam keutuhan suatu negara. Pengguna internet yang semakin bertambah tiap harinya memberi ruang bagi munculnya oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang belum tentu benar. Namun, hal ini dapat diatasi dengan menerapkan literasi bagi seluruh warga negara, sehingga masyarakat bisa memilah informasi yang benar dan salah. Kemampuan literasi memegang peranan  penting dalam kehidupan manusia karena di era digital ini seseorang dapat dengan mudah mengakses informasi yang tersedia di media sosial, maka dari itu diperlukan kemampuan untuk membaca dan memahami teks, media, dan konten online untuk menambah wawasan dan memperoleh dampak positif dari kemajuan teknologi informasi. Literasi membuat individu memiliki akses ke pengetahuan yang lebih luas, membantu perkembangan kognitif, dan meningkatkan pemahaman tentang dunia di sekitar kita.

Finlandia merupakan salah satu negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Hal ini sejalan dengan indeks literasinya yang tinggi karena telah menerapkan literasi media bagi siswanya agar dapat membendung pengaruh buruk dari berita hoaks. Pendidikan menjadi prioritas utama di Finlandia dan literasi telah menjadi faktor kunci dalam kesuksesan pendidikan negara tersebut. Finlandia menerapkan pendekatan yang holistik dan fokus pada pengembangan keterampilan literasi, termasuk membaca, menulis, dan pemahaman teks. Survei dari Program for International Student Assessment (PISA) mencatat Finlandia secara konsisten menduduki peringkat tinggi dalam hal literasi membaca dan pemahaman teks. Literasi media diterapkan agar masyarakatnya dapat bijak dalam menelaah informasi yang tersedia di berbagai media. 

Fenomena ini dapat ditinjau dari perspektif aksiologi yang merupakan salah satu cabang filsafat. Aksiologi menyoroti masalah nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan tersebut, serta apakah ilmu tersebut berguna bagi peningkatan kualitas kesejahteraan umat manusia (Adib, 2010, pp. 78-79). Kaitannya dengan fenomena ini adalah literasi media menjadi sarana bagi Finlandia untuk menghentikan berita palsu yang dapat mengancam keutuhan negaranya. Survei yang dilakukan oleh Media Literacy Index 2021 membuktikan bahwa penerapan literasi media mampu membuat Finlandia menduduki peringkat pertama dalam memerangi penyebaran berita hoaks. Hal ini mengisyaratkan bahwa literasi media telah efektif dalam membantu upaya peningkatan kualitas pendidikan di Finlandia, serta mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Finlandia dinilai sebagai negara yang sukses dalam menangkal berita hoaks yang beredar di media. Hal tersebut dikarenakan model pembelajarannya yang menggabungkan pengecekan fakta dengan pemikiran kritis, sehingga siswanya dapat membedakan berita yang berdasarkan fakta dan berita yang belum teruji kebenarannya. 

Finlandia telah memperkenalkan pendidikan media dalam kurikulum sekolah sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang media dan mengajarkan keterampilan kritis dalam mengonsumsi informasi. Selain itu, pemerintah Finlandia telah melakukan kolaborasi dengan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Google untuk mengatasi penyebaran berita hoaks. Mereka melakukan upaya dalam menghapus konten yang melanggar kebijakan terkait penyebaran berita palsu. Finlandia secara tegas melakukan tindakan hukum dan memiliki undang-undang yang melindungi masyarakat dari penyebaran berita palsu, bahkan beberapa organisasi media di Finlandia memiliki pengoreksi fakta yang bertugas memverifikasi kebenaran berita. Mereka menyediakan informasi faktual kepada masyarakat dan membantu mengidentifikasi berita hoaks. Finlandia telah menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk membantu mengevaluasi informasi, mengenali tanda-tanda berita palsu, dan menghindari menyebarkan konten yang tidak diverifikasi, sehingga masyarakat dapat terhindar dari efek buruk berita palsu. 

Penyebaran berita palsu adalah masalah yang perlu diwaspadai setiap negara, sehingga diperlukan pencegahan untuk menghadapi hal tersebut. Finlandia telah melakukan langkah yang tepat dengan menggunakan literasi media sebagai solusi yang efektif dalam menghadapi bahaya berita hoaks. Masalah ini merupakan fenomena global yang dapat berkembang dengan cepat di era digital. Maka dari itu, penduduk di seluruh dunia harus kritis terhadap informasi yang mereka terima, mulai dari mengonfirmasi sumber informasi, memeriksa fakta dari beberapa sumber, hingga mempertimbangkan kredibilitas sumber sebelum membagikan atau mempercayai suatu berita. 

Referensi 

Adib, Mohammad, 2010. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun