Mohon tunggu...
Ni Made Wira Sri Laksmi Devi
Ni Made Wira Sri Laksmi Devi Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Menyukai konten tentang media, film, atau hiburan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Reformasi PT Kereta Api Indonesia di Tangan Ignasius Jonan

13 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 13 Mei 2023   15:00 2369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah perkeretaapian Indonesia saat ini telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Kereta api tidak lagi dianggap sebagai transportasi yang sesak dan memprihatinkan. Ignasius Jonan merupakan sosok di balik adanya reformasi di sektor perkeretaapian Indonesia. Masyarakat Indonesia sebagian besar mengingat sosok Ignasius Jonan ini saat dirinya menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT KAI. Hal tersebut dikarenakan terobosannya yang cemerlang di PT KAI, sehingga membuat perusahaan tersebut mengalami kemajuan yang sangat pesat. Namun, sebelum merasakan keberhasilan saat ini, tentu ada kalanya kebijakan atau terobosan yang ia rancang mendapatkan banyak pertentangan di masyarakat.

Pada awalnya masyarakat banyak menentang apa yang telah ia lakukan, namun seiring berjalannya waktu ternyata kebijakan yang diambil justru memberi keuntungan dan kenyamanan di masyarakat. Menteri Badan Urusan Milik Negara (BUMN) periode 2007-2009, Sofyan Djalil telah memberikan kepercayaan penuh bagi Ignasius Jonan untuk menduduki jabatan sebagai Dirut PT KAI. Ignasius Jonan sempat merasa ragu karena latar belakangnya yang sama sekali tidak berkaitan dengan bidang transportasi. Kepercayaan Sofyan Djalil dibalas dengan hasil yang sangat memuaskan oleh Ignasius Jonan. Banyak reformasi yang terjadi dalam PT KAI semenjak ia menjabat menjadi Dirut PT KAI mulai 25 Februari 2009 hingga 27 Oktober 2014.

Adapun beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Ignasius Jonan, yakni sterilisasi stasiun, pembenahan toilet dan AC di semua kelas kereta, satu penumpang satu kursi, sistem tiket elektronik, larangan merokok di dalam kereta dan stasiun. Kunci terpenting dalam melakukan upaya perubahan dan pembenahan adalah kedisiplinan. Hal tersebut nampak dalam kepemimpinan Ignasius Jonan yang sangat realistis dan berani menggebrak ketidakteraturan kondisi kereta api, apalagi saat memasuki musim mudik. Tentu saja hal tersebut menimbulkan pro dan kontra, tidak hanya di kalangan masyarakat bahkan di lingkungan PT KAI sendiri. Keputusan yang diambil Ignasius Jonan kala itu terbukti memberikan dampak positif yang bisa dirasakan oleh penumpang kereta api hingga saat ini. 

Sterilisasi stasiun merupakan kebijakan yang cukup mendapatkan kontra berbagai pihak. Kebijakan ini sempat menimbulkan kericuhan sebab dinilai mematikan keuntungan para pedagang dan tidak pro rakyat kecil. Beliau memastikan agar stasiun bisa terbebas dari pedagang yang berjualan di area sekitarnya, sehingga dapat menampung jumlah penumpang lebih banyak. Banyak yang menuding Ignasius Jonan lebih berpihak pada minimarket. PT KAI mengungkapkan bahwa peron stasiun yang telah bebas dari pedagang akan diperuntukkan bagi penumpang yang hendak menggunakan kereta dan tidak dikomersilkan. 

Fasilitas toilet dan AC yang tersedia di setiap kelas, baik ekonomi atau eksekutif merupakan hal yang terjadi pada saat kepemimpinan Ignasius Jonan. Pemerataan fasilitas AC memberikan kenyamanan di semua kalangan masyarakat yang hendak menaiki kereta api. Selain itu, toilet stasiun yang awalnya jauh dari kata layak untuk digunakan dan diwajibkan untuk membayar, kini menjadi gratis dan jumlahnya terus diperbanyak di setiap stasiun. Pembenahan dalam fasilitas toilet dan pendingin ruangan di setiap gerbong kereta sangat menunjang rasa nyaman penumpang saat hendak bepergian menggunakan kereta api. 

Kebijakan satu penumpang menempati satu kursi menuai kontroversi, baik dari masyarakat maupun pihak PT KAI. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa pembatasan penumpang hanya akan membuat pendapatan semakin berkurang. Namun, nyatanya pendapatan malah mengalami kenaikan. Saat ini tidak ada lagi istilah penumpang yang berebutan nomor kursi karena sistem telah mengatur satu penumpang hanya bisa menempati satu kursi. Sistem tiket elektronik yang menjadi terobosan Ignasius Jonan terbukti ampuh mengurangi praktik percaloan. Penggunaan teknologi dari yang mulanya tiket konvensional menjadi sistem e-ticketing dapat mengubah pola pikir masyarakat menjadi lebih maju. 

Peraturan larangan merokok juga telah diterapkan di stasiun kereta api. Ignasius Jonan mengeluarkan peraturan ini mengingat stasiun merupakan tempat umum yang seharusnya bebas rokok. Para penumpang harus memiliki kesadaran bahwa merokok di tempat umum dapat merugikan dan memiliki potensi merusak kesehatan orang di sekitarnya. PT KAI telah berencana menghilangkan area khusus rokok di kawasan stasiun demi menjaga kebersihan dan kesehatan pengunjung maupun petugas. Tidak dipungkiri bahwa memang sulit mengubah kebiasaan masyarakat yang telah ada selama bertahun-tahun hingga membuat keadaan kereta api dahulu sangat memprihatinkan. Saat ini, sudah tidak ditemukan lagi asap rokok yang mengepul memenuhi stasiun atau gerbong kereta. 

Ignasius Jonan mampu mengubah wajah perkeretaapian yang dulunya identik dengan berdesak-desakan, calo tiket yang berkeliaran, serta bahaya yang mengancam penumpang karena duduk di atas kereta api menjadi moda transportasi yang aman, nyaman dan tertib. Kereta api memang sejak dulu merupakan pilihan transportasi bagi sebagian besar masyarakat karena perjalanannya yang relatif lancar, serta mampu menempuh jarak jauh dengan kecepatan yang konstan. Perubahan tata kelola PT KAI membuat rasa kepercayaan publik khususnya pelanggan kereta api semakin meningkat. Penghargaan yang saat ini banyak diterima oleh PT KAI merupakan sebuah apresiasi karena telah menunjukkan komitmennya dalam menyediakan jasa layanan kereta api Indonesia.

Mantan Dirut PT KAI tersebut bahkan mendapatkan penghargaan bintang jasa “Chevalier de la Legion d’Honneur” dari presiden Perancis, Francois Hollande. Penghargaan tersebut adalah penghargaan tertinggi dari Pemerintah Perancis karena jasa Beliau yang sangat besar dalam memajukan sistem perkeretaapian yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Penghargaan ini sekaligus penghormatan untuk Ignasius Jonan yang telah mengabdikan dirinya demi kemajuan kehidupan masyarakat Indonesia. Keputusan yang diambil Ignasius Jonan membawa perubahan besar dalam sistem moda transportasi kereta api di Indonesia, meskipun awalnya memang dianggap melawan suara mayoritas. 

PT KAI mampu mengubah kultur masyarakat menjadi lebih tertib dan terkoordinasi ketika menggunakan transportasi publik. Peningkatan pelayanan, serta sarana dan prasarana dalam perkeretaapian Indonesia membuat kereta api menjadi semakin digemari masyarakat jika ingin melakukan mobilisasi. Walaupun mendapat banyak protes hingga kecaman saat awal munculnya kebijakan, PT KAI hingga kini terus berusaha melakukan perubahan mendasar agar senantiasa menjadi transportasi pilihan terbaik bagi masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun