Asistensi mengajar di satuan pendidikan merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa secara kolaboratif di bawah bimbingan guru dan dosen pembimbing pada satuan pendidikan formal. Tujuan kegiatan asistensi mengajar ini adalah untuk membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan serta mendesiminasikan produk-produk pembelajaran UM (Universitas Negeri Malang). Selain itu, mahasiswa yang mengikuti program asistensi mengajar dapat mengembangkan keterampilan dan menerapkan teori serta ilmu yang didapatnya dari kampus.
Program asistensi mengajar dilaksanakan selama 1 semester dengan waktu pelaksanaan 20 minggu. Pada tahun ini, program asistensi mengajar dilaksanakan mulai dari tanggal 23 Januari 2023 hingga 23 Juni 2023. Program ini dapat dilaksanakan pada berbagai jenjang pendidikan seperti PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan SLB. Umumnya program ini dilaksanakan oleh mahasiswa secara berkelompok yang terdiri dari beberapa Prodi yang berbeda. Pada pelaksanaan asistensi mengajar tahun ini saya mendapat kesempatan untuk melaksanakannya di SDN Bareng 5 Kota Malang dengan beranggotakan 8 orang yang terdiri dari prodi PGSD dan AP.
Dalam pelaksanaannya sendiri, kegiatan asistensi mengajar dibagi ke dalam 4 tahap yaitu (1) perencanaan kegiatan yang dilaksanakan selama dua pekan, (2) pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan selama enam belas pekan, (3) deseminasi hasil kegiatan yang dilaksanakan selama satu pekan, (4) pembuatan laporan yang dilaksanakan selama satu pekan. Pada tahap perencanaan kegiatan saya beserta tim melakukan observasi ke SDN Bareng 5 untuk mengetahui keadaan sekolah sehingga nantinya dapat merancang program kegiatan yang berguna bagi kemajuan sekolah.
Setelah melakukan kegiatan observasi selama dua pekan, saya beserta tim mengajukan rancangan program kerja yang akan kami laksanakan kepada pihak sekolah dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kami melalui FGD (Focus Group Discussion). Pada kegiatan tersebut kami mendapat banyak masukan dari pihak sekolah dan DPL terkait program kerja (proker) yang saya dan tim akan laksanakan. Dari beberapa masukan dan saran akhirnya kami membenahi beberapa proker kami yang dirasa perlu untuk dibenahi.
Proker pertama yang saya laksanakan yaitu pengelolaan perpustakaan, karena pada saat observasi saya melihat perpustakaan sekolah yang kurang ditata dengan rapi. Saya dan tim pun memulai proker ini dengan gotong royong membersihkannya serta menata kembali buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut sesuai dengan kategorinya. Tak lupa juga kami menata meja dan kursi baca yang nantinya akan digunakan oleh siswa ketika membaca buku di perpustakaan. Perpustakaan pun menjadi sedikit lebih baik dari sebelumnya setelah kami bersihkan.
Pada hari-hari berikutnya, saya melaksanakan proker numerasi dan literasi pada kelas rendah. Dimulai dari kelas 1 dengan memberikan beberapa soal AKM (Asesmen Kompotensi Minumum) untuk mengukur tingkat pemahaman siswa ketika mengerjakan soal numerasi dan literasi. Pelaksanaan proker numerasi dan literasi ini dapat tergolong cukup baik karena siswa sangat antusias ketika saya menjelaskan materi cara pengerjaan soal numerasi dan literasi yang telah saya berikan. Untuk soal numerasi dan literasi saya biasanya mencari di internet kemudian memodifikasinya sesuai dengan kemampuan siswa.
Pada minggu-minggu berikutnya saya melaksanakan beberapa proker seperti ekstrakurikuler nyiram (menyanyi, menari dan menggambar), lomba mewarnai tingkat TK, lomba peringatan hari kartini dan hardinas, hidroponik serta pelatihan dokter kecil. Proker lomba mewarnai tingkat TK menurut saya sedikit sulit untuk dilaksanakan karena memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Mulai dari Menyusun proposal, menyebarkan proposal dan yang terakhir yaitu mempromosikan lomba ini. Namun hal itu cukup terbayarkan karena target peserta lomba yang didapat di atas 80 orang. Tujuan diadakannya proker lomba mewarnai ini adalah sebagai bentuk promosi sekolah kepada siswa TK yang hendak melanjutkan pendidikannya ke jenjang SD.
Proker terakhir yang telah saya laksanakan yaitu pelatihan dokter kecil SDN Bareng 5. Pelatihan dokter kecil ini diikuti oleh siswa SDN Bareng 5 yang berjumlah 20 orang mulai dari kelas 3-6. Melalui pelatihan dokter kecil ini saya berharap para peserta pelatihan dapat menjadi contoh bagi teman-temannya yang lain dalam menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di lingkungan sekolah serta dapat menjadi relawan ketika ada temannya yang mengalami luka ataupun sakit di sekolah. Karena dari hasil pengamatan saya terdapat beberapa siswa yang lupa untuk mencuci tangannya sebelum makan.