Mohon tunggu...
Ni Made Sri Andani
Ni Made Sri Andani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

A marketer and a mother of 2 children. Having passion on gardening, art and jewellery. Her professional background is Veterinary Medicine.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Vasudhaiva Kutumbakam – Kita Semua Bersaudara

27 Desember 2012   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:57 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13566171071643254173

Suatu hari Minggu, saya memiliki banyak acara bersama teman-teman saya. Antara lain menengok seorang teman yang sedang melakukan upacara “metatah’ atau potong gigi bagi putra-putrinya. Lalu menengok seorang teman SMA yang ayahnya meninggal dunia,menengok seorang teman SMP yang sakit dan terakhirperlu menengok teman SMP yang lain yang ibunya juga meninggal dunia.Awalnya saya pikir acara akan menjadi sangat ribet. Mengingat bahwa tidak semua teman SMP saya kenal dengan teman SMA saya. Demikian juga sebaliknya.Namun ternyata semuanya menjadi sangat mudah.

Bermula ketika seorang sahabat baik saya diSMP bersedia ikut melayat ke rumah teman SMA saya. Padahal mereka tidak saling kenal. “Nggak apa –apa ya? “ tanya saya khawatir. Jangan sampai ia merasa kikuk dan kurang nyaman. Namun sahabat saya ituternyata sangatbaik. Dengan tulusia mengantarkan saya dan teman saya yang lain melayat ke rumah teman kami yang sebenarnya tidak ia kenal itu. Tentu saja saya merasa sangat senang dan berutang budi. Walaupun dalam hati kecil saya tetap khawatir . Saya pikir saya harus menjaga perasaannya baik-baik.

Hm.. diantara teman-teman yang bersama kita ini, ada yang belum dikenal ya?” tanya saya sambil memandang wajahnya. Berharap saya tidak membuatnya menjadi merasa tidak nyaman.”Ada beberapa yang saya tahu” jawabnya ringan, sambil memandang ke arah bunga-bunga Rijasa yang sedang mekar di pinggir jalan. Saya lihat raut wajahnya sangat jernih, seperti tidak memendam kekhawatiran sedikitpun.Sayapun merasa lebih tenang dan lega jadinya.

Di rumah teman SMA saya yang kedukaan, sahabat SMP saya itu duduk diantara teman-teman SMA saya yang lain. Dek! Terbersit rasa khawatir kembali di dada saya. Sungguh saya tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman. Namun diluar dugaan, ternyata sahabat SMP saya itu telah ngobrol akrab dengan teman-teman SMA saya. Seakan-akan mereka telah saling mengenal selama puluhan tahun. Sayapun langsung berkomentar akan keakraban mereka. Dan bertanya,bagaimana mereka bisa seakrab itu padahal baru saling mengenal?

“Vasudhaiva Kutumbakam!” Kata teman saya.”Karena beliau sudah ada di depan saya, maka saya anggap sebagai saudara” Ia lalu menceritakan kembali kepada saya tentang konsep “Vasudhaiva Kutumbakam” yang menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah saudara kita. Ya, dengan menganggap bahwa semua orang yang berada di dekat kita adalah saudara kita sendiri, tentu saja percakapanpun sangat mudah mengalir. Saya hanya bisa diam-diam mencatatnya di dalam hati saya. Tentu saja saya pernah mendengar konsep itu sebelumnya waktu kecil, namun setelah bertahun-tahun tinggal di kota besar, saya hampir lupa akan konsep itu lagi.Sungguh sebuah konsep yang sangat menarik untuk direnungkan.

Berikutnya ketika mengunjungi seorang teman yang sakit, saya mendengar kembali kata “Vasudhaiva Kutumbakam” itu diucapkan oleh teman saya. Kali ini teman saya menegaskan bahwa kami ini semua adalah bersaudara. Teman semasa remaja, teman berbagi suka dan duka. Tidak ada sesuatupun yang membuat kita menjadi lebih istimewa atau kurang istimewa dibandingkan dengan yang lainnya. Lupakan mengenai asal-usul, golongan ataupun kekayaan. Semuanya sama di hadapanNYA. Dan dengan memahami konsep Vasudhaiva Kutumbakam, maka kita akan selalu bersama-sama. Saling percaya dan saling mendukung. Saling membantu ketika ada yang mengalami kesulitan. Demikian juga pada saat kita sakit dan tidak berdaya, semua teman berusaha membantu. Sehingga kita tidak merasa sendirian dan ditinggalkan. Karena kita semua bersaudara.

Sepulangnya ke rumah,saya merenungkan kembali kata-kata teman saya itu. Vasudhaiva Kutumbakam!. Sebuah konsep kehidupan yang sangat damai dan menyenangkan.Seandainya semua orang memiliki pemahaman mulia itu, tentu kedamaian akan sangat mudah diciptakan.

Sekarang saya semakin menyadari, betapa beruntungnya saya, karena memiliki para sahabat yang sangat baik dan tulus hati di sekeliling saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun