Mohon tunggu...
niluhwayanyasmiati
niluhwayanyasmiati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen PNS di Program Studi Ilmu Hukum Universitas Pandidikan Ganesha, Singaraja, Bali, Indonesia. Saat ini sedang menempuh pendidikan doktoral di Program Studi Ilmu Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filsafat Pendidikan Pancasila: Fondasi Moral untuk Menghadapi Tantangan Masa Depan

14 Desember 2024   09:37 Diperbarui: 14 Desember 2024   08:36 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, seperti krisis moral, disintegrasi sosial, serta kemajuan teknologi yang disruptif, sistem pendidikan dituntut untuk menghasilkan individu yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki fondasi moral yang kokoh. Dalam konteks Indonesia, filsafat Pancasila menawarkan kerangka moral dan etika yang relevan untuk membentuk karakter bangsa yang mampu menjawab tantangan masa depan. Pendidikan berbasis nilai-nilai Pancasila tidak hanya menjadi instrumen pembentukan manusia Indonesia yang beriman, kreatif, dan berdaya saing, tetapi juga menjadi benteng dalam menjaga kohesi sosial dan identitas nasional. Dengan demikian, filsafat Pancasila menjadi pedoman yang tidak hanya memperkaya wawasan intelektual tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang kuat.

Filsafat Pancasila merupakan manifestasi dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kelima sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini memberikan landasan moral untuk membangun manusia yang berkarakter dan berintegritas. Dalam konteks pendidikan, sila pertama mengajarkan pentingnya keimanan dan ketakwaan sebagai fondasi moral. Sila kedua mengajarkan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kesetaraan, dan empati. Sila ketiga menanamkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air di tengah arus globalisasi. Sila keempat mendorong keterampilan berpikir kritis dan partisipasi demokratis dalam menyelesaikan permasalahan bersama. Sementara itu, sila kelima memupuk kesadaran akan pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan kolektif. Nilai-nilai ini bersifat universal, namun tetap berakar pada kearifan lokal, sehingga relevan dalam menghadapi dinamika dunia yang terus berubah.

Kemajuan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi, membawa peluang besar, namun juga menghadirkan tantangan, seperti krisis identitas dan potensi degradasi nilai kemanusiaan. Dalam hal ini, nilai-nilai Pancasila dapat memberikan panduan etis untuk memastikan teknologi digunakan demi kesejahteraan bersama. Tantangan globalisasi juga menjadi perhatian serius, di mana intensitas pertukaran budaya dapat mengancam keberagaman dan identitas lokal. Nilai persatuan dalam Pancasila menjadi landasan penting untuk menjaga kohesi sosial dan menguatkan identitas kebangsaan tanpa menutup diri dari interaksi global. Selain itu, krisis moral yang ditandai dengan meningkatnya ketimpangan sosial, konflik, dan degradasi lingkungan hidup, memerlukan pendekatan berbasis nilai keadilan sosial untuk menciptakan kebijakan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.

Agar nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan secara efektif dalam pendidikan, strategi holistik diperlukan. Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum harus dilakukan melalui pendekatan pendidikan karakter, pembelajaran berbasis proyek, dan penguatan budaya lokal. Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam mata pelajaran seperti Pendidikan Kewarganegaraan, sejarah, dan seni budaya. Pembelajaran berbasis proyek yang relevan dengan isu-isu global, seperti keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial, dapat melibatkan siswa secara aktif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, penguatan budaya lokal melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat menjadi cara efektif untuk melestarikan identitas budaya bangsa. Teknologi pendidikan juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila secara interaktif dan menarik bagi generasi digital.

Pendidikan berbasis filsafat Pancasila memberikan fondasi moral yang kuat untuk menjawab tantangan masa depan yang kompleks. Melalui pendidikan ini, generasi muda Indonesia dapat dibentuk menjadi individu yang tidak hanya kompeten secara intelektual, tetapi juga berkarakter, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan. Pendidikan Pancasila bukan sekadar instrumen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga motor penggerak dalam mewujudkan Indonesia yang tangguh, berkeadilan, dan berkelanjutan. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dalam pendidikan, Indonesia dapat mempersiapkan generasi penerus yang mampu menghadapi berbagai tantangan global tanpa kehilangan identitas moral dan nasionalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun