Mohon tunggu...
Ni luh Sudiartini
Ni luh Sudiartini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Agama dan Ilmu Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Workshop Sastra Bali Klasik

8 Juli 2021   06:44 Diperbarui: 8 Juli 2021   06:51 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6 juni 2021, merupakan workshop ke tiga dari 3 rangkaian workshop yang diselenggarakan oleh puri kauhan ubud yang berkaitan dengan lomba penulisan kreasi sastra bali modern dan sastra bali klasik.  Kali ini akan membahas 2 tema yaitu ngawi satua bali dan ngawi kakawin.

Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua Yayasan puri kauhan ubud yakni bapak Ari bramantyo  beliau menuturkan "bagaimana diadakan loka karya ini atau lomba sastra ini baik klasik maupun modern mampu untuk mengeluarkan cita rasa dari pikiran,dari perasaan,untuk bisa mewujudkan dan ikutmemohon kehadapan ida sang hyang widhi wasa semoga suasana gering agung ini cepat berakhir dengan perasaan dan cita rasa ini bisa mebasmi,bisa untuk pemarisudha gering agung ini".  Beliau juga berharap semoga lomba sastra ini sebagai awal untuk masyarakat bali maupun nusantara mari kita Bersama-sama melihat kehidupan luhur kita dimasa lampau dengan menghadapi tantangan dan membuat jembatan bagi generasi muda untuk bisa mencintai budaya kita.

Keemudian dilanjutkan oleh bapak Sukardi Rinakit untuk memberikan sambutan pengantar kepada peserta. Beliau mengatakan pandemi covid-19 ini pada dasarnya seperti kita hidup seperti jubah yang kotor, jubah harus dicuci salah satu yang bisa mencuci pada pemahaman saya pribadi adalah selain doa,puja dll adalah sastra baik itu sastra klasik maupun sastra modern. Karena sastra ini akan menjadi satu pencatat dia meletakan seperti saya sampaikan pada pembukaan workshop yang pertama, mencatat meletakan memori baru pada memori lama, jadi dari situ kita melihat sebuah penggerakan sebuah cerita sebuah kemajuan. Yang kedua sastra itu sebuah doa,doa penyembuh pemarisudha gering agung untuk sekarang ini. Tutur beliau.

Kemudian dilanjutkan untuk pemberian materi pertama yang dipandu oleh gunayasa yang memperkenalkan pemberi materi pertama yakni ibu Gung Mas yang akan membawakan satua bali dimana beliau aktif dalam penulisan buku untuk anak-anak dan beliau juga merupakan pencipta lagu kupu-kupu kuning

Ibu Gung Mas mengungkapkan bercerita itu sebenarnya gampang-gampang sulit, komunikasi dengan orang lain kita sudah punya budaya tapi bagaimana kemudian menuliskannya agar bisa melampaui jaman dan waktu dan tempat. Dalam penyampaiaan materi beliau membagikan sebuah power poit. Dalam satua ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni "wirasa,wiraga,wirama" satua ini adalah bagaimana kita memberitahu seorang anak tanpa disuruh dan juga tanpa diperintah dan dilarang dalam penyampaiaan materi sangat menarik dan juga di selingi dengan diskusi yang tentunya mengandung pesan moral.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun