Mohon tunggu...
Ni Luh Dea Novita Dewi
Ni Luh Dea Novita Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa pecinta travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Hubungan Parasosial di Kalangan Penggemar, Bahayakah?

16 Juni 2022   11:23 Diperbarui: 16 Juni 2022   11:30 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hubungan parasosial merupakan bentuk hubungan "semu" antara audiens dengan personalitas media, umumnya karakter fiksi, selebritis, tokoh publik, atau idola. Fenomena ini menyebabkan penggemar merasa memiliki hubungan emosioal dengan idola sehingga mereka secara sukarela mengorbankan waktu, energi, dan aspek material lain demi idolanya.

Dari segi psikologi, Schmid dan Klimmt memaparkan hubungan parasosial terjadi sebagai respons psikologis seseorang  seakan-akan mereka merasa "lebih dekat" dengan idola. Terdapat berbaagai faktor yang dapat mempengaruhi munculnya hubungan parasosial di kalangan penggemar, seperti tingginya rasa ketertarikan pada idola, masifnya intensitas interaksi dengan konten idola, kesamaan kepribadian yang dirasakan, bahkan perkembangan teknologi.

Lalu, bagaimana dampak hubungan parasosial terhadap kehidupan pribadi penggemar?

Di satu sisi, hubungan parasosial membuat penggemar merasa bahwa idolanya memiliki andil besar dalam kehidupan mereka sehingga meningkatkan motivasi untuk menjalani hidup, coping stres dan trauma, serta mengubah sifat penggemar ke arah yang lebih baik agar merepresentasikan idolanya.

Namun, terdapat berbagai potensi bahaya yang berdampak pada penggemar. Hubungan parasosial yang mengarah ke "satu arah" menyebabkan penggemar tidak dapat mengontrol batasan diri dalam mencintai idolanya. Ini mengakibatkan penggemar berpotensi memunculkan sifat fanatik, halusinasi, bahkan delusi seolah-olah mereka memiliki hubungan yang eksklusif dengan idola, misalnya menganggap idola sebagai saudara, teman, bahkan pasangan romantis mereka.

Pada tahapan yang lebih parah, fanatisme terhadap idola menyebabkan penggemar rela melakukan hal apapun demi melihat idola, berdekatan dengan idola, atau menggelontorkan biaya material dan non-material secara berlebihan agar terlihat merepresentasikan idolanya.

Oleh karena itu, penting untuk menetapkan kontrol emosi ketika mulai mencintai idola. Hubungan parasosial antara penggemar dan idola tidak berbahaya selama penggemar dapat mengendalikan emosinya. Ini merupakan aspek penting untuk tidak memunculkan fanatisme dan halusinasi secara berlebih. Sebaliknya, hubungan parasosial yang optimal dapat dijadikan sebagai alternatif bagi penggemar untuk mengurasi rasa kesepian, menghilangkan stres, dan meningkatkan motivasi bagi mereka untuk menjadi individu yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun